Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19, Kecamatan Buleleng Siapkan Isolasi Terintegrasi | Bali Tribune
Diposting : 13 April 2020 20:12
Khairil Anwar - Bali Tribune
Bali Tribune / Lurah Seririt IGB Sarpa Wijaya bersama Kelian Adat Desa Adat Seririt,Ketut Sukarna Pura
balitribune.co.id | Singaraja - Pasca Bupati Buleleng keluarkan surat edaran isolasi khusus untuk warganya yang baru pulang bekerja diluar negeri maupun datang dari daerah transmisi lokal, sejumlah desa telah bertindak sigap dengan membangun tempat karantina khusus. Dari pantauan nampaknya Kecamatan Buleleng telah menyiapkan lokasi isolasi khusus untuk warganya yang baru tiba dari luar negeri. Begitu juga beberpa desa di kecamatan Banjar. Hanya saja, Kelurahan Seririt masih belum memutuskan lokasi isolasi khusus mengingat Camat Seririt I Nyoman Riang Pustaka belum melakukan koordinasi dengan kelurahan.
 
"Setelah terima SE Bupati, bersama dengan Kelian Adat Seririt kami melakukan koordinasi dan sudah melakukan survei lokasi karantina. Namun kami masih menunggu tindak lanjut dari Camat Seririt sebagai pelaksana kegiatan itu di Kelurahan Seririt," jelas Lurah Seririt, IGB. Sarpa Wijaya, Senin (13/4).
Namun demikian, Sarpa Waijaya memastikan lokasi isolasi khusus telah disiapkan dengan dua alternatif, yakni di TK Seririt atau beberapa lokasi SD. "Jika diperlukan kami telah siap dengan lokasi hanya saja untuk sumber anggaran kami belum tahu karena itu ada di kecamatan," kata Sarpa Wijaya didampingi Kelian Adat Desa Adat Seririt, Ketut Sukarna Pura.
 
Sementara itu, Camat Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, mengatakan, Kecamatan Buleleng membuat  karantina mandiri terpusat di SD 1 Banjar Jawa jalan Ngurah Rai Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja.
Beberapa ruang telah disiapkan sebanyak 4 ruang masing-masing satu ruang untuk 4 orang.
Hingga saat ini, kata Dody, pekerja migran yang sudah masuk sebanyak 5 orang terdiri dari 4 orang pria dan 1 orang perempuan. "17 kelurahan kami fasilitasi karena nanti diperkirakan satu SD itu tak cukup menampung pekerja migran yang bakal datang," katanya.
 
Selain itu, untuk menerapkan mekanisme social distancing, Dody mengaku tak cukup satu tempat karena itu pihaknya menyiapkan tempat isolasi lainnya agar tidak terlalu sesak. "Kami berhitung soal rasio kecukupan antara MCK dengan jumlah orang sehingga kami siapkan tak kurang 100 bad untuk antisipasi kedatangan pekerja migran," imbuh Dody.
 
Dody menyebut, estimasi pekerja migran yang akan pulang kampung sebanyak 300 orang. Dan itu, katanya berdasarkan data dari masing-masing kelurahan.
"Datangnya bergelombang, namun ada juga yang tidak kami ketahui kapan datangnya. Karena itu kami tidak under estimate dengan menyiapkan 100 tempat tidur dengan masa karantina 14 hari," ujarnya.
 
Isolasi khusus, kata Dody bukan untuk menstigma namun bertujuan memutus rantai persebaran Covid-19.
"Dibeberpa kasus saat dilakukan rapid tes dibandara hasilnya negatif namun direntang masa inkubasi 14 hari tiba-tiba positif. Nah itulah pentingnya dilakukan isolasi khusus ini untuk memutus mata rantai Covid-19," tandasnya.
 
Sedang di Kecamatan Banjar, ruang isolasi khusus menempati beberap kamar di sebuah home stay. Camat Banjar, Gede Arya Suardana, mengatakan, bersama seluruh kepala desa/perbekel dan Satgas Desa tengah melakukan persiapan menyiapkan ruang isolasi." Kami akan menggunakan sekolah dan  home stay, untuk ruang isolasi khusus," jelas Arya Suardana. 
 
Menurutnya, sudah semua desa di wilayah Kecamatan Banjar menyiapkan tempat isolasi khusus bagi pekerja migran yang datang pasca terbitnya SE Bupati 10 April. 
"Untuk mendukung pemantauan kesehatan pekerja migran, para petugas medis dari puskesmas sudah siap melakukan tugasnya dalam upaya memotong rantai penyebaran Covid-19," tandasnya.