BALI TRIBUNE - Setelah rampungnya pembangunan palinggih di Pura Manik Corong, Desa Pakraman Sumita menggelar Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Mapadususan Agung, Mendem Pedagingan dan Tawur Balik Sumpah.
Serangkain upacara tersebut, hari ini, Senin (26/3), warga Desa Pakraman Sumita menggelar Upakara Tawur Balik Sumpah dan Mendem Pedagingan yang dipuput oleh tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda Siwa Gria Panyembahan, Ida Pedanda Buda Gria Peliatan dan Sri Bujangga Gria Angkling. Upacara yang berlangsung dari pukul 09.00 wita hingga 14.00 Wita tersebut disaksikan oleh Pangarajeg Karya, Ida Anak Agung Gde Mayun, Puri Agung Gianyar, serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Panitia Karya, I Made Suwita mengatakan, karya dilaksanakan setelah pembangunan sejumlah palinggih dan penataan areal pura yang dimulai sejak 2013 rampung dikerjakan. Pembangunan tersebut menelan biaya sebesar Rp 2.250 milyar yang berasal dari urunan krama sebanyak 514 krama ngarep dan ngele serta donasi berbagai pihak. Begitu juga pelaksanaan Karya diperkirakan menelan biaya sebesar Rp 1 miliar lebih. “Selanjutnya sebagai upaya dalam melestarikan adat budaya. Kami juga akan menelusuri asal usul Pura Manik Corong di Desa Sumita. Apakah ada kaitannya dengan Pura Sad Kayangan, Dan Kayangan atau yang lainnya,” tambah Made Suwita.
Rangkaian Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Mapadususan Agung, Mendem Pedagingan dan Tawur Balik Sumpah di Pura Manik Corong, Desa Sumita telah berlangsung sejak tanggal 15 Februari lalu, dimana Pucak Karya akan dilaksanakan pada 31 Maret mendatang bertepatan dengan Hari Raya Tumpek Landep dan Purnama Kedasa. Sedangkan upacakara penyineban Ida Bhatara dilaksanakan pada 8 april 2018.