Diposting : 19 December 2018 21:09
Hans Itta - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Sampah di Indonesia merupakan suatu masalah yang sangat serius dan juga menjadi masalah sosial, ekonomi dan budaya. Hampir semua kota di Indonesia termasuk Kota Denpasar juga mengalami kendala serupa dalam mengolah sampah.
Menyoal mengenai masalah sampah sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita masing-masing. Selintas akan timbul di benak kita sampah adalah sesuatu yang terlukis sebagai sebuah kotoran, setumpuk limbah, sekumpulan berbagai macam benda yang telah dibuang, tentunya menimbulkan aroma yang tidak sehat untuk udara di sekitarnya. Dengan kata lain, sampah dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan dan cenderung merusak lingkungan.
Kuantitas sampah merupakan salah satu dari sekian banyak masalah sosial yang terjadi pada masyarakat. Khususnya masalah ini semakin merebak di lini perkotaan. Masyarakat kota ataupun daerah yang padat penduduknya pasti menghasilkan sampah yang tak terhitung jumlahnya.
Ada anggapan bahwa sebagian masyarakat sampah bukanlah menjadi masalah, hal inilah yang sangat mengkhawatirkan. Sampah merupakan masalah yang paling besar terhadap lingkungan. Masyarakat perkotaan banyak membuang sampah di daerah daerah sungai dan selokan air, yang kemudian bermuara ke laut dan terjadilah pencemaran kehidupan bawah laut. Ironisnya, praktek antipati terhadap lingkungan sekitar ini masih terus berlanjut hingga sekarang.
Sampah juga merupakan musuh bagi lingkungan karena mampu menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan yang telah terecemar oleh sampah maka lingkungan itu menjadi tempat yang sangat kumuh dan merupakan sumber penyakit.
Sampah juga merupakan hasil perbuatan manusia. Pada dasarnya, banyak aktifitas manusia yang menghasilkan sampah. Baik dari hasil kegiatan maupun limbah rumah tangga. Kita tidak pula menafikan bahwa sebagian masyarakat masih memiliki pemikiran bahwa membuang sampah sembarangan merupakan hal yang wajar dan tidak salah. Faktornya tidak lain dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Bisa berasal dari keluarga, pendidikan, maupun lingkungan kerja.
Ketidakpedulian masyarakat mengenai sampah dan penanganannya akan bermuara pada timbulnya ragam penyakit di tengah-tengah lingkungan. Sampah yang berlebih akan menimbulkan penyakit yang justru dapat mengganggu manusia itu sendiri. Misalnya, penyakit diare, kolera, hingga tifus.
Sampah merupakan konsekuensi yang harus diterima. Sebab, segala lini kehidupan akan menghasilkan sampah. Entah itu kecil maupun besar.
Kota Denpasar dengan populasi penduduk yang terus bertambah juga berakibat pada tingkat produksi sampah. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Kota Denpasar selain membawa keuntungan dengan tumbuh dan berkembangnya kota menjadi pusat kegiatan ekonomi, industri, sosial dan budaya juga membawa dampak terhadap meningkatnya biaya sosial, sehingga pada akhirnya kawasan perkotaan akan sampai pada tingkat skala disekonomi (kemunduran ekonomi). Hal ini merupakan akibat terjadinya kemerosotan kualitas lingkungan hidup perkotaan berupa kebisingan, kemacetan lalu lintas, pencemaran air, udara dan tanah yang disebabkan oleh limbah industri dan rumah tangga.
Oleh karena itu, kita mengapreasi upaya Wali Kota Denpasar I.B.Rai Dharmawijaya Mantra bersama perangkatnya yang kini sedang berjibaku dalam penanganan masalah sampah di kota ini. Namun, dalam menghadapi penanganan masalah lingkungan perkotaan, Rai Mantra dihadapkan pada dua front sekaligus, yaitu sampah dan penggunaan kantong plastik oleh masyarakat. Penggunaan kantong plastik ini juga dipandang sudah berlebihan karena ikut menyumbang potensi kerusakan lingkungan.
Nah, dalam upaya mengurangi penggunaan kantong plastik tersebut, Wali Kota Rai Mantra punya kiat jitu, yaitu dengan merangkul forum pengelola pasar rakyat. Tujuannya, tak lain adalah untuk mengimplementasikan kebijakan Pemerintah Kota Denpasar untuk menggurangi penggunaan kantong plastik.
Yang tak kalah pentingnya juga adalah perlu menggugah masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat dapat dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Sebab perilaku hidup bersih dan sehat harus diterapkan dalam setiap lini kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. Seperti halnya perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku tersebut merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan seseorang untuk berperilaku sehat.