
balitribune.co.id | Mangupura - Ogoh-ogoh milik sekaa teruna (ST) Putra Mandala, Banjar Kelod, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, roboh saat parade lomba ogoh-ogoh yang digelar Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung bertempat di halaman Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, pada Sabtu (15/3).
Insiden ambruknya ogoh-ogoh ini terjadi saat ST Banjar Kelod Ungasan mendapat giliran untuk masuk venue. ST Putra Mandala, Banjar Kelod Ungasan mendapat bagian tampil di urutan 10.
Sebelum ogoh-ogohmya tumbang, sejumlah penari pembawa obor memasuki area pentas. Mereka menarikan tari kreasi mereka diiringi gamelan baleganjur. Sementara para pengarak sambil menunggu giliran masuk venue mengayunkan ogoh-ogoh ke kiri dan ke kanan dengan pelan. Nah, disinilah insiden itu terjadi. Ogoh-ogoh seberat 1 ton itu tiba-tiba tumbang.
Robohnya ogoh-ogoh ini sontak membuat penonton bersorak riuh. Sejumlah pengarak bahkan tertimpa badan ogoh-ogoh. Meski begitu para pemuda Banjar Kelod Ungasan tetap tampil maksimal mengarak ogoh-ogohnya yang ambruk ke tengah panggung hingga pertunjuk mereka selesai. Meski ogoh-ogohnya roboh, ribuan penoton tetap memberikan tepuk tangan yang meriah kepada Banjar Kelod Ungasan.
Menurut koordinator panitia pengerupukan Banjar Kelod Ungasan, I Putu Arya Winangun, ogoh-ogoh mereka roboh karena mengalami patah pada besi las. Bobot ogoh-ogoh yang besar dengan pola struktur menggantung, dan bagian bawah lebih kecil dari bagian bodi atas, membuat struktur keseluruhan memang mudah roboh.
"Sebelum pentas sudah dicek aman. Tapi pas pentas besi las pada bagian kaki patah," ungkapnya singkat usai pentas.
Dalam lomba ogoh-ogoh tingkat Kabupaten Badung ini ada 21 ogoh-ogoh yang tampil. Ogoh-ogoh ini adalah tiga besar terbaik dari masing-masing zona. 21 ogoh-ogoh ini memperebutkan juara utama berupa uang sebesar Rp50 juta.