Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Minim Respon Perkantoran dalam Pemasangan Biopori

Bali Tribune/ BIOPORI - Pemasangan biopori di Pura-pura di Gianyar.


balitribune.co.id | Gianyar  - Selama Pandemi Covid-19 dengan segala pembatasannya dijadikan momentum oleh pegiat lingkungan untuk memperkenalkan aktivitas positif. Salah satunya, pemasangan lubang resapan atau biopori yang multi manfaat. Namun sayang, di balik antusiasme masyarakat memasang biopori di perumahan hingga di sejumlah fasiltas umum, belum diikuti oleh lingkungan perkantoran.
 
Salah satu komunitas yang aktif mensosialisasikan serta membantu warga memasang Biopori, yakni komunitas Ngogo Lulu di Banjar Tengah Desa Peliatan, Ubud, juga membenarkan kondisi ini. Disebutkan, selama kampanye pemasangan biopori, respon dari perkantoran baik negeri dan swasta masih rendah. Saat ini, pemasangan biopori sedang intens dilaksanakan di Kabupaten Badung, Kodya Denpasar, dan Gianyar. "Ada pula kegiatan ami di kabupaten  tetanga lainnya," ungkap Koordinator Ngogo Lulu Peliatan I Wayan Sudiarta..
 
Dikatakannya, pemasangan biopori saat ini banyak diminati di perumahan atau pemukiman padat. Karena itupula pihaknya banyak  melakukan pemasanagan biopori di Denpasar dan Badung serta eberapa di  Gianyar. Pemasangan biopori di beberapa tempat suci juga sudah dilakukan, seperti pada Khayangan tiga di masing-maisng desa adat. "Dari apa yang sudah kami sosialisasikan bersama komunitas, warga di pemukiman padat di Denpasar sudah banyak yang memasang biopori, namun ketika sosialisasi di perkantoran responnya slow," tambahnya.
 
Di beberapa kantor pemerintah menurutnya sudah ada yang memasang biopori, hanya saja efektivitasnya masih rendah. Dari yang sudah disosialisasikan, pemasangan biopori di perkantoran masih rendah dan persoalannya ada pada anggaran. Padahal, untuk memasang biopori sesungguhnya tidak membutuhkan kebijakan khusus dari pimpinan, dan tergantung leading sektor di perkantoran. "Kegiatan ini sangat murah, apalagi tiap hari Jumat misalnya ada gerakan bersih-bersih," tambahnya.
 
Tambahnya, untuk pemukiman padat seperti di BTN, dengan 3 biopori kecil, sudah cukup menanggulangsi persoalan limbah air. Dengan 3 biopori kecil dan uang pengganti Rp 150, sudah dipastikan memiliki biopori. Sedangkan bila ingin memasang biopori ukuran lebih besar, cukup merogoh kocek Rp 180ribu, sudah mendapatkan 3 biopori ukuran besar. "Ini bukan jual beli, ini adalah uang ganti produksi biopori dan pemasangan," jelasnya lagi.
 
Disebutnya, bila ingin menangani sampah organik di rumah tangga, maka setidaknya dibutuhkan 10-15 lubang biopori. Sampah oraganik dicacah kecil masukkan ke biopori. “Puntung rokok dan plastik sebaiknya tidak masuk," sarannya.
 
Bagi warga yang ingin memasang sendiri, cukup menghubungi Biopori Bersahaja, dengan mengganti biaya produksi Rp 20ribu ukuran kecil dan Rp 25 ukuran besar. Dikatakannya, pemasangan biopori juga tidak boleh sembarangan, dimana harus mencari titik tangkap air dan lahan bukan bekas urugan. "Biasanya sebelum memasang biopori, kami survey dulu. Agar pasangan biopori menjadi efektif," tandasnya. 
wartawan
ATA
Category

BKSAP DPR RI Kunjungi Pemkot Denpasar, Bahas Waste Management dan Quality Tourism

balitribune.co.id | Denpasar - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menegaskan bahwa Provinsi Bali, khususnya Kota Denpasar, memerlukan perhatian lebih besar dari pemerintah pusat untuk menjaga keberlanjutan pembangunan dan kualitas pariwisata. 

Baca Selengkapnya icon click

OJK, PPATK dan BSSN Sepakat Jaga Integritas Sektor Jasa Keuangan

balitribune.co.id | Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) menyepakati perjanjian kerja sama terpisah dalam memperkuat sinergi untuk menjaga integritas dan keamanan sektor jasa keuangan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Desa Adat Bongan Puseh Berharap Tradisi Mesuryak Kian Lestari

balitribune.co.id | Tabanan - Desa Adat Bongan Puseh berharap tradisi Mesuryak kian lestari setelah ditetapkan sebagai warisan budaya tidak benda (WBTB) oleh Pemerintah Pusat pada 15 Oktober 2025 lalu.

Selain terpelihara kelestariannya, tradisi Mesuryak yang sebagian besar dilaksanakan warga Desa Adat Bongan Puseh, bisa dikemas menjadi suatu atraksi budaya untuk kepentingan diversifikasi wisata di Tabanan.

Baca Selengkapnya icon click

Alas Kedaton “Panen” Turis

balitribune.co.id | Tabanan - Galungan dan Kuningan, menjadi waktu sangat berharga bagi Manajemen Operasional Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton di Desa Kukuh, Kecamatan Marga. Di momen itu, terutama Umanis Galungan, objek wisata alam berupa hutan yang menjadi habitat kawanan monyet ini banyak dikunjungi turis baik domestik maupun mancanegara.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

DJP Bali Catat Kinerja Positif Penerimaan Pajak Tumbuh 10,32 Persen

balitribune.co.id | Denpasar - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Bali mencatatkan kinerja positif sepanjang 2025. Hingga Oktober, penerimaan pajak berhasil dihimpun sebesar Rp13,07 triliun, atau 72,68% dari total target tahunan yang dipatok Rp17,99 triliun.

Baca Selengkapnya icon click

Forum Bendesa Adat Ingin Proyek Lift Kaca Dilanjutkan

balitribune.co.id | Semarapura - Forum Paiketan Sejebak Bendesa Adat se-Nusa Penida menyatakan sikap bersama terkait polemik proyek lift kaca di kawasan wisata Kelingking, Desa Bunga Mekar. Perwakilan forum, Jro Ketut Gunaksa, menegaskan seluruh bendesa adat yang hadir sepakat agar pembangunan lift kaca dilanjutkan demi kepentingan masyarakat Nusa Penida.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.