Murid SD Sembunyi di Bawah Bangku | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 12 August 2016 11:47
I Made Darna - Bali Tribune
simulasi gempa
SIMULASI - Puluhan siswa SDN 3 Kedonganan menutup kepala mereka menggunakan tas meninggalkan sekolah saat gempa. Ini adalah simulasi bencana BPBD Badung, Kamis (11/8).

Mangupura, Bali Tribune

Gempa goyang SDN 3 Kedonganan, Kuta Selatan, Kamis (11/8). Gempa yang tiba-tiba menggetarkan sekolah tersebut memaksa para siswanya harus sembunyi dibawah bangku tempatnya belajar. Hal itu tergambar dalam simulasi bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung di SDN 3 Kedongan.

Selain para siswa diajarkan menyelamatkan diri dengan bersembunyi dibalik bangku, para siswa juga diminta ramai-ramai meninggalkan gedung setelah gempa reda. Itupun siswa harus melindungi kepalanya dari benda-benda yang kemungkinan jatuh.

Menurut Kepala BPBD Badung I Nyoman Wijaya, kegiatan ini dilaksanakan sebagai penguatan kapasitas dalam rangka pembentukan sekolah aman bencana. Dengan mengambil tempat di SD 2, 3 dan 4 Kedonganan, karena lokasinya ada di pesisir pantai, dan Kuta merupakan daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. “Simulasi kali ini kami berikan cara menghadapi bencana gempa bumi yang ada kaitannya dengan tsunami,” ujarnya.

Seperti diketahui bersama jarak dari pantai menuju sekolah ini hanya berjarak sekitar 500 meter, karena hal tersebut maka sekolah ini jelas merupakan zona beresiko terhadap gempa bumi dan tsunami.

Kedepannya diharapkan warga sekolah yang dikoordinir oleh kepala sekolah yang merupakan ujung tombak untuk memperkuat kapasitas dalam rangka penguatan sekolah aman bencana ini, harus mempunyai pengetahuan tentang cara menghindari, menghadapi dan memperkecil dampak yang akan terjadi akibat bencana baik itu gempa bumi, tsunami ataupun bencana lainnya.

“Bencana tidak bisa kita cegah kapan datangnya, untuk hal tersebut maka sangat diperlukan kesiapsiagaan semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menyikapi akibat yang mungkin ditimbulkan oleh bencana tersebut,” jelas Wijaya.

Sementara Kepala Sekolah SDN 3 Kedonganan I Nyoman Sukadana mengatakan kegiatan simulasi ini sangat bermanfaat khususnya bagi anak-anak. Dan kegiatan simulasi ini juga akan dijadikan pedoman dan pembelajaran seandainya terjadi bencana. “Sekolah kami terletak di zona merah yang merupakan daerah rawan bencana, untuk itu kami mohon agar pemerintah terus memperhatikan gedung sekolah kami,” katanya.