BALI TRIBUNE - SETELAH digelar selama 44 hari dari 17 Juni-30 Juli 2017, Nusa Dua Light Festival secara resmi ditutup oleh Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Abdulbar M Mansoer pada Minggu malam (30/7). Festival yang berlangsung di Pulau Peninsula Kawasan Nusa Dua, Badung ini tidak hanya berhasil menyedot pengunjung lokal juga sejumlah daerah di Indonesia dan mancanegara.
Mansoer mengungkapkan, Nusa Dua Light Festival atau Festival Lampion yang baru pertama kali digelar ini dikunjungi ratusan ribu pengunjung. Bahkan animo masyarakat lokal pun tidak terbendung, baik tua dan muda serta anak-anak menjadikan festival tersebut sebagai tempat untuk berfoto ria yang meramaikan media sosial mereka. “Evaluasi untuk yang baru pertama kali diadakan dengan konsep baru ini sangat sukses karena ada ratusan ribu pengunjung,” ungkapnya.
Selama 44 hari jumlah total pengunjung disebutkan Mansoer sebanyak 200 ribu orang, baik itu dari kalangan wisatawan mancanegara maupun lokal dan domestik. Pihaknya menuturkan, pada awalnya memperkirakan dalam sehari hanya dikunjungi sekitar 2.000 pengunjung. Namun jumlah pengunjung yang datang menyaksikan spektakuler pernak pernik ribuan lampu yang menerangi Pulau Peninsula itu sekitar 5.000 orang per hari.
Sedangkan jumlah transaksi dari penjualan tiket masuk tercatat Rp 2,4 miliar. “Kami mengirakan hanya dua ribu pengunjung sehari kenyataannya 200 ribu pengunjung selama 44 hari, berarti sekitar lima ribu per hari. Bahkan ibunda dan keluarga Presiden Jokowi juga sempat berkunjung ke festival ini,” sebut Mansoer.
Dia mengatakan, tingginya animo wisatawan maupun masyarakat Bali terhadap festival tersebut memicu pihak penyelenggara untuk menjadikan Nusa Dua Light Festival sebagai kegiatan tahunan. “Event ini salah satu upaya kita untuk meningkatkan okupansi kamar hotel di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya disamping event regular Nusa Dua Fiesta yang sudah 19 tahun, Bali Blues Festival tahun ini ketiga kalinya. Pastinya kedepan Nusa Dua Light Festival akan hadir lagi dengan format yang lebih bagus,” terangnya.
Lebih lanjut Mansoer menyatakan dari jumlah total pengunjung sekitar 10 persen adalah wisatawan mancanegara (wisman). “Okupansi pada akhir periode akan kita hitung tapi rata-rata festival ini pasti menolong seluruh okupansi karena baik dari kunjungan dalam (wisatawan yang menginap di ITDC) dan yang datang khusus ke Light Festival cukup banyak,” jelas Mansoer.
Menurutnya, segala jenis atraksi/event wisata ini bertujuan untuk memperlengkap dan menambah daya tarik ITDC sebagai sebuah kawasan wisata. “Kita (ITDC) selama ini dikenal sebagai kawasan MICE indoor. Nah sekarang kita coba galakkan yang outdoor seperti ini. Karena kapasitas outdoor lebih besar ini 5 hektar bahkan kita bisa menerima sampai 20 ribu pengunjung,” imbuhnya.