Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

"Nyepi Desa Adat" Batal Dilaksanakan

Bali Tribune/ Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana (kiri) dan Ketua Majelis Desa Adat Provinsi Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet.
Balitribune.co.id | Denpasar - Rencana "Nyepi Desa Adat" serentak selama tiga hari (18-20 April 2020) yang sempat diwacanakan Ketua Majelis Desa Adat Provinsi Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet akhirnya batal dilaksanakan berdasarkan hasil Paruman Madya PHDI Bali.
 
"Paruman (rapat) ini dalam rangka membahas tata cara umat Hindu untuk mengatasi penularan COVID-19. Paruman ini sebenarnya juga ingin menjawab apa yang menjadi pro-kontra di media dan masyarakat," kata Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana usai acara paruman tersebut, di Sekretariat PHDI setempat, di Denpasar, Rabu.
 
Menurut Sudiana, dengan paruman yang dihadiri sejumlah sulinggih (pendeta Hindu), walaka (cendekiawan), Ketua PHDI dan Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Kabupaten/Kota-se Bali, juga Wakapolda Bali Brigjen Pol I Wayan Sunartha, diharapkan wacana Nyepi Desa Adat serentak atau Sipeng Eka Brata itu tidak lagi menjadi polemik.
 
"Berbagai pertimbangan yang harus dilakukan agar sekala (jasmani) dan niskala (rohani) ini seimbang. Tidak boleh membuat keputusan yang tujuannya rahayu (baik), tetapi bisa menimbulkan persoalan sosial," ujarnya.
 
Dalam paruman tersebut, disepakati untuk melaksanakan upacara Peneduh Jagat pada 22 April mendatang atau bertepatan dengan "Tilem Kedasa" di Pura Agung Besakih, Kabupaten Karangasem.
 
Tujuannya untuk memohon agar COVID-19 cepat terkendali dan tidak ada lagi di Bali, bahkan di dunia.
 
"Setelah tanggal 22 April, masyarakat Bali kami imbau untuk hening, heneng, tetap tinggal di rumah sesuai dengan imbauan pemerintah," ucapnya.
 
Pihaknya menyarankan agar para sulinggih berdoa (nyurya suwana) dengan melontarkan mantra-mantra yang mampu menetralisir wabah penyakit, seperti COVID-19. Begitu juga para pemangku dan umat Hindu.
 
Selain itu, umat juga diimbau untuk "mepunia" atau memberikan bantuan dengan iklas, karena dalam situasi ini banyak masyarakat yang mengalami kekurangan, karena telah kehilangan pekerjaan.
 
"Mudah-mudahan dengan upacara tersebut, dan kita mengikuti pola hidup bersih dan sehat (PHBS), taat berdoa pada Tuhan sesuai kepercayaan masing-masing, maka masyarakat Bali, Indonesia, dan dunia segera terhindar dari COVID-19," ujar Sudiana.
 
Sementara itu, Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet mengatakan Nyepi Desa Adat yang sebelumnya dilontarkan baru sebatas wacana.
 
"Baru wacana kami berdua (Ketua MDA-PHDI Bali) dan beberapa pengurus, sekaranglah hasil paruman ini yang formal. Wacana tersebut untuk menjadi pertimbangan di paruman ini. Tidak ada lagi istilah Sepi, Sipeng," ucapnya.
 
Terhadap berbagai masukan dari masyarakat mengenai pro-kontra Nyepi Desa Adat, dia menilai semuanya itu baik, apalagi dari Wakapolda Bali juga mengikuti paruman tersebut.
 
"Supaya ini rahayu dan tujuan tetap tercapai, maka hasil kesimpulan ini adalah sekala-niskala," ujarnya.
 
Sukahet mengemukakan, dari unsur sekala (jasmani/fisik), yakni tetap sejalan dengan kebijakan pemerintah, yakni agar melanjutkan dengan yasa kerti dengan hening, heneng, tinggal di rumah masing-masing kecuali urusan yang sangat penting selama wabah COVID-19 ini masih mewabah di Indonesia. Sedangkan niskala dengan menggelar ritual Peneduh Jagat.
 
Sementara itu, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Wayan Sunartha mengatakan masyarakat memang harus mengikuti aturan pemerintah, tidak boleh berseberangan. Selain itu semua instruksi dan imbauan harus disosialisasikan dulu supaya masyarakat paham maksudnya dan ada persiapan.
 
"Tidak ada istilah Nyepi diperpanjang, namun kita melaksanakan imbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah, kalau keluar hanya untuk kegiatan yang penting sekali, gunakan masker dan peralatan yang yakin kita aman," ucapnya.
 
Menurut Sunartha, jangan sampai keputusan yang diambil menimbulkan ketidakteraturan sosial. Adat dan ritual berjalan demi keselamatan umat di Bali, tetapi jangan sampai bertentangan dengan imbauan pemerintah seperti menjaga jarak dan tidak menghadirkan massa yang banyak. 
wartawan
Redaksi
Category

Angkat Potensi Spiritual dan Budaya, Festival Goa Lawah Klungkung Siap Digelar 21-23 November

balitribune.co.id | Semarapura - Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra memimpin rapat persiapan pelaksanaan Festival Goa Lawah di ruang rapat Praja Mandala, Kantor Bupati Klungkung, Jumat (14/11/2025) lalu.

Menurut Wabup Tjok Surya, Festival yang akan menampilkan parade budaya, berbagai lomba, serta pameran kesenian tersebut dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, yakni pada 21–23 November 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Siap Bertualang, Honda CRF1100L Africa Twin Terbaru Resmi Meluncur di Indonesia

balitribune.co.id | Jakarta – PT Astra Honda Motor (AHM) menghadirkan tampilan baru CRF1000L Africa Twin dengan penyematan pilihan warna dan striping terbaru yang semakin merepresentasikan kekuatan dalam menjelajah. Perubahan ini membuat aura Adventure Rally sejati yang siap menemani para penjelajah dalam menaklukan berbagai kondisi jalan aspal maupun lintasan off-road.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Semangat dan Restu ‘Lewo Tanah’ Perseftim Siap Ladeni PSKK

balitribune.co.id | Ende - Turun menghadapi laga pemungkas group B melawan PSKK Kota Kupang dalam gelaran Piala Gubernur Liga 4 ETMC XXXIV 2025 di Stadion Marilonga Kabupaten Ende, Rabu (19/11/2025), 18.00 Wita, kesebelasan Perseftim Flores Timur akan bertempur habis-habisan. Hal itu disampaikan Pelatih Perseftim Hengky Hallan via pesan WA saat dihubungi  Bali Tribune,

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.