Ombak Pasang Terjang Pesisir, Dampak Abrasi Semakin Parah | Bali Tribune
Diposting : 7 February 2021 20:26
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune / ABRASI - Ombak pasang yang kembali menerjang wilayah pesisir Jembrana kembali memperparah dampak abrasi salah satunya di Kawasan Pebuahan.

balitribune.co.id | NegaraOmbak pasang yang terjadi sejak pekan lalu kembali memperparah abrasi di pesisir selatan Jembrana. Wilayah daratan Jembrana kini semakin tergerus. Akibatnya tidak sedikit infrastruktur yang mengalami kerusakan. Bahkan terjangan ombak memporak-porandakan sejumlah kawasan permukiman warga di pesisir.

Sejak sepekan terakhir ini, ombak di perairan selatan Jembrana mengalami pasang yang tinggi. Kuatnya terjangan air laut semakin menggerus daratan di pesisir. Luasnya daratan yang tergerus menyebabkan permukiman warga kini berhadapan langsung dengan lautan. Bahkan tingginya ombak kembali menerjang rumah-rumah warga. Dampak kerusakan infrastruktur pun semakin parah. Salah satu wilayah yang terdampak abrasi adalah kawasan pesisir Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara.

Kawasan yang sebelumnya menjadi setra kuliner seafood terbesar di Jembrana ini sejak sepekan belakangan ini kembali diterjang ombang pasang. Kondisi ini memperparah kerusakan akibat dampak abrasi yang telah melanda wilayah ini sejak belasan tahun lalu. Akibatnya kini puluhan rumah warga yang  rusak dan hancur akibat dampak abrasi ini. Bahkan teranyar pada Sabtu (6/2/2021) malam beberapa rumah kembali diterjang ombak dan terkikis. Sejumlah warga setempat Minggu (7/2) mengatakan akibat abrasi kini makin parah.

Selain bangunan milik warga, abrasi di kawasan tanah negara ini telah menggerus dan memutus akses jalan desa. Salah seorang warga kawasan pesisir Pebuahan yang terdampak abrasi, Giyem mengaku rumahnya yang sebelumnya masih tersisa setengah bagian pada Sabtu malam kembali terkikis hingga roboh.  Ia bersama sejumlah warga lainnya yang tidak punya lahan lain sampai saat ini tetap bertahan walau terjangan ombak pasang selalu mengancam. Sedangkan warga lain banyak yang sudah pindah.

"Saya bertahan disini karena sudah tidak punya lahan untuk dibangun. Sudah tidak punya apa-apa” jelasnya. Selain kerusakan bangunan, ia mengaku tidak sedikit harta bendanya tidak bisa diselamatkan, “barang-barang banyak yang hanyut," ujarnya. Dikatakannya air laut mengalami pasang dan menerjang daratan setiap sore hari dan malam hari hingga dinihari. Giyem bersama warga lainnya yang kini tempat tinggalnya porak-poranda akibat abrasi berharap agar pemerintah dapat membantu pembangunan senderan pantai.

Upaya ini menurut warga diharapkan segera dilakukan agar abrasi tidak terus-menerus mengancam permukiman warga. Hingga kini di Pebuahan ada sekitar 72 KK yang terdampak abrasi. Perbekel Banyubiru, Komang Yuhartono didampingi Kelian Banjar Pebuahan Kanzan mengatakan pihaknya sudah berusaha menjembatani aspirasi warga dan memohon bantuan untuk penanganan abrasi. Karena kewenangan penanganan ada di pemerinta pusat, pihaknya sudah menyampaikan ke Pemkab Jembrana.

Pihaknya juga mengakui akibat abrasi memang membuat pesisir Pebuahan porak poranda. Diharapkan kondisi ini bisa segera diatasi. “Kami di desa sudah membawa aspirasi warga yang rumahnya hancur ini ke Pemkab Jembrana untuk diteruskan ke pemerintah pusat. Selanjutnya penanganannya memang menjadi kewenangan pemerintah pusat. Selain rumah warga, juga ada infrastruktur lain yang rusak akibat dampak abrasi seperti jalan, rumah ibadah dan sekolah. Semoga bisa segara mendapatkan penanganan” ujarnya.