BALI TRIBUNE - Pelaku industri pariwisata Bali menyatakan komitmennya atas kesetiaannya terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan NKRI. Hal itu terucap saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Bali Tourism Board (BTB), Denpasar, Sabtu (20/5).
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Ketut Ardana mengatakan jika belakangan ini di Indonesia terjadi berbagai isu SARA dan politik yang ditakutkan akan mengancam keutuhan NKRI. Isu-isu yang tersebar itu, dikatakannya membuat keadaan kurang nyaman sehingga dikhawatirkan akan mengusik keamanan dunia pariwisata di destinasi Bali dan seluruh Indonesia.
“Kita ini sebagai pelaku pariwisata ingin melakukan sesuatu di Hari Kebangkitan Nasional (2017) ini. Maka teman-teman (industri pariwisata) sepakat untuk mari kita bersama-sama rayakan Hari Kebangkitan Nasional kita ini. Bahwa kita tetap setia dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 45 dan NKRI harga mati. Itu yang kita inginkan,” tegas Ardana.
Menurutnya, apabila isu-isu yang merebak akhir-akhir ini menimbulkan pergeseran di masyarakat tentunya akan mempengaruhi/mengganggu kondisi industri pariwisata di Indonesia dan Bali khususnya. “Itu yang kita tidak inginkan. Jadi kebersatuan kita, kebersamaan kita ini akan sangat membantu dan mendukung keberlanjutan pariwisata kita di Indonesia khususnya di Bali yang kita hanya hidup dari pariwisata,” cetusnya.
Lebih lanjut dikatakan Ardana, ketika keamanan itu terganggu, maka secara otomatis bisnis juga akan melemah. Sebab kata dia, partner-partner bisnis Asita atau tur operator yang ada di luar negeri tetap memantau perkembangan keamanan di Tanah Air. Jika keamanan di Indonesia terjaga, maka tur operator luar negeri akan tetap menjual destinasi Indonesia sebagai destinasi unggulan.
“Operator di luar negeri pasti akan selalu memantau bagaimana situasi Negara Indonesia. Apakah keamanan dan kenyamanan itu terganggu, apakah berjalan dengan baik, ini berpengaruh sekali. Itu tergantung dari pada situasi kita di Indonesia situasi politik, situasi keamanan dan kenyamanannya,” bebernya.
Ditegaskannya, seluruh pelaku industri pariwisata, baik yang tergabung di Asita maupun stakeholder pariwisata lainnya menginginkan kondisi di Bali ini selalu aman dan nyaman. “Sehingga pariwisata kita bisa berjalan dengan baik. Ya tentu Indonesia kita inginkan supaya kondisinya seperti itu,” harapnya.
Ardana pun mengakui jika tur operator di luar negeri telah memantau kondisi keamanan di Indonesia pascamerebaknya isu-isu SARA dan politik yang menjadi perbincangan di berbagai media internasional.
“Kalau dari tur operator sudah ada pertanyaan kepada teman-teman kami (Asita), bahkan kepada saya sendiri secara pribadi memang ada yang menanyakan. Mereka menanyakan ada isu-isu seperti begini dan lain sebagainya. Tapi saya sampaikan, itu biasalah di negara yang sangat beragam. Situasi politik dan lain sebagainya itu memang terjadi, tetapi kita di Indonesia sudah sangat berusaha sekali untuk mengatasinya. Supaya semuanya itu bisa endingnya baik, aman dan damai,” terangnya.