Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Parisudha Jagat Digelar di Jembatan Tukad Bangkung, Doa Bersama Hentikan Tragedi Bunuh Diri

Parisudha Jagat
Bali Tribune / Upacara Yadnya Parisudha Jagat di Jembatan Tukad Bangkung, Kamis (18/12)

balitribune.co.id | Mangupura - Rentetan peristiwa bunuh diri yang terjadi berulang di kawasan Tukad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, telah menjadi kegelisahan bersama. Tragedi yang terjadi di sekitar Jembatan Tukad Bangkung, jembatan tertinggi di Bali, bahkan Asia Tenggara tak hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga menyisakan pertanyaan: apa yang sesungguhnya terjadi dengan ruang ini, dan langkah apa yang perlu diambil agar tidak lagi menjadi tempat hilangnya nyawa manusia?

Berangkat dari keprihatinan tersebut, Wakil Gubernur Bali Nyoman Giri Prasta bersama Ketua TP PKK Provinsi Bali sekaligus Duta Pengolahan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Putri Suastini Koster, serta Ketua BKOW Provinsi Bali Ny. Seniasih Giri Prasta, mengikuti dan melaksanakan persembahyangan bersama dalam Upacara Yadnya Parisudha Jagat di Jembatan Tukad Bangkung, Kamis (18/12).

Upacara ini dimaknai sebagai ikhtiar spiritual untuk memulihkan keseimbangan dan harmoni, sekaligus menetralkan serta menyucikan kawasan Tukad Bangkung yang selama ini diyakini memiliki beban niskala akibat ketidakharmonisan hubungan manusia dengan alam dan ruang sakral. Berdasarkan kajian sosiologis, spiritual, dan kepercayaan lokal, kawasan jembatan tersebut dipercaya sebagai wilayah kerajaan wong samar. Pada masa pembangunan jembatan, diyakini belum sepenuhnya dilakukan permohonan izin secara niskala, sehingga menyisakan ketidakseimbangan energi yang dipercaya turut memengaruhi kondisi psikologis orang-orang tertentu.

Fenomena bunuh diri di Jembatan Tukad Bangkung dinilai tidak cukup dipahami hanya dari aspek fisik atau keamanan. Kesadaran spiritual serta cara manusia beragama di Bali turut dipandang memiliki peran penting. Selama ini, praktik beragama kerap lebih menekankan hubungan vertikal dengan Tuhan, namun kurang memberi ruang pada hubungan horizontal dengan alam sebagai ibu kehidupan.

Secara etimologis, kata Bangkung dan Tukad sama-sama memiliki makna feminin—ibu dan bumi—yang kerap terlupakan untuk dipijak dengan kesadaran. Melalui upacara ini, masyarakat diajak kembali ber-Tuhan di bumi, menjaga keseimbangan antara hubungan vertikal dan horizontal, agar kawasan ini kembali suci dan terbebas dari bayang-bayang tragedi.

Rangkaian Upacara Parisudha Jagat berlangsung khidmat. Setelah prosesi ritual dan doa bersama, dilakukan pelepasan simbol-simbol kehidupan berupa dua ekor kebo putih lanang-wadon yang dilepas secara simbolis dan selanjutnya dihaturkan menjadi kebo duwe di Desa Plaga. Prosesi dilanjutkan dengan pelepasan burung dan lampion, masing-masing sebanyak 33 buah, oleh para tamu undangan di pintu masuk Jembatan Tukad Bangkung. Angka 33 dimaknai sebagai simbol keseimbangan dan penyucian, sekaligus doa agar kehidupan kembali menemukan jalannya.

Upacara dipuput oleh Jro Mangku Gede Made Pawitra dari Desa Bulian, didampingi para mangku dan prajuru adat dari Desa Bulian, Pelaga, Sidan, Tambakan, Selulung, serta Kubutambahan. Sejumlah pejabat turut hadir, di antaranya Wakil Bupati Bangli Wayan Diar, Anggota DPRD Provinsi Bali Made Sumiati, serta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Provinsi Bali.

Sebagai bentuk dukungan, Wakil Gubernur Bali menyerahkan punia sebesar Rp25 juta, sementara Ibu Putri Suastini Koster menyumbangkan tiga ekor kerbau guna mendukung kelancaran pelaksanaan upacara.

Secara filosofis, Upacara Yadnya Parisudha Jagat merupakan bagian dari konsep Sad Kerthi, enam upaya menjaga kesucian dan keharmonisan alam semesta. Pembersihan dilakukan terhadap bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit (manusia) untuk mewujudkan keseimbangan sekala dan niskala, sekaligus memohon kerahayuan jagat—kehidupan yang tegak, suci, dan nirmala.

Pelaksanaan upacara ini juga merupakan hasil gotong royong berbagai elemen masyarakat, mulai dari Yayasan BOA, Tim PSBS PADAS, Paiketan Spiritual, Yayasan Bali Mula, Paiketan Kerama Bali, hingga tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap keselamatan jiwa dan kelestarian alam.

Lebih jauh, Parisudha Jagat di Jembatan Tukad Bangkung menjadi pengingat bahwa persoalan bunuh diri tidak hanya memerlukan pendekatan medis, sosial, atau keamanan, tetapi juga pendekatan spiritual dan kultural yang menyentuh akar kesadaran manusia Bali. Jembatan yang secara makna menghubungkan Badung, Bangli, hingga Buleleng ini diharapkan kembali menjadi simbol peralihan dari kegelapan menuju kebajikan, dari keputusasaan menuju harapan.

Dengan dilaksanakannya upacara ini, harapan pun disematkan agar Jembatan Tukad Bangkung kembali menjadi jembatan kehidupan, bukan jembatan kematian sebuah ruang suci yang mengingatkan manusia untuk berhenti sejenak, menunduk pada bumi, dan memilih untuk tetap hidup.

wartawan
RED
Category

2025, Kejari Buleleng Terima 10 Laporan Dugaan Korupsi, Mayoritas Dihentikan

balitribune.co.id | Singaraja - Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng memaparkan capaian penanganan perkara korupsi dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025 yang jatuh pada 9 Desember. Sepanjang Januari hingga Desember, tercatat sepuluh laporan pengaduan terkait dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) telah diterima bidang pidana khusus (pidsus) dari berbagai elemen masyarakat.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

CBR250RR Kembali Tak Tersentuh di Lintasan Balap Asia

balitribune.co.id | Jakarta – Dominasi pebalap binaan PT Astra Honda Motor (AHM) bersama CBR250RR di ajang balap Asia terus berlanjut. Fadillah Arbi Aditama melanjutkan tradisi tersebut setelah tampil gemilang dan mengamankan predikat Juara Asia pada seri terakhir Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production (AP)250 di Chang International Circuit, Buriram, Thailand, Sabtu-Minggu, 6-7 Desember 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jerit Bumi yang Mulai Putus Asa

balitribune.co.id | Dalam sunyi malam tanah Sumatra Utara diselimuti jerit pilu, seorang ibu sedang  mencari anaknya di antara reruntuhan, “Kami mohon perlindungan-Mu. Peluklah jiwa-jiwa yang pergi dengan kasih-Mu. Sembuhkanlah luka fisik dan batin mereka yang tertinggal. Berilah kekuatan pada setiap hati yang hancur agar tetap tegak dalam kesusahan”.  

Baca Selengkapnya icon click

Ketua DPRD Badung Hadiri Paruman Madya MDA Kabupaten Badung

balitribune.co.id | Mangupura  - Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti menghadiri Paruman Madya Majelis Desa Adat (MDA) Bali tingkat Kabupaten Badung Tahun 2025 yang digelar di Wantilan Desa Adat Padang Luwih, pada Senin (8/12).

Kehadiran Ketua DPRD Badung ini menjadi bentuk dukungan legislatif terhadap penguatan peran Desa Adat dalam menjaga adat, tradisi, budaya, serta kearifan lokal di Kabupaten Badung.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.