Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Pariwisata Berperan Cegah Radikalisme

CCTV - Pihak hotel dan restoran diharap memperbarui sistem informasi teknologinya. Selain itu juga melengkapi hotel dan restorannya dengan CCTV untuk meningkatkan kapasitas SDM hotel dan restoran dalam hal pencegahan dini aksi terorisme.

Nusa Dua, Bali Tribune
Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigadir Jenderal Herwan Khaidir mengajak Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk terlibat aktif meredam faham radikalisme. Sebab isu keamanan akan mempengaruhi industri pariwisata.

"Terorisme ancaman bagi keamanan dan kedamaian. Tidak semata-mata TNI-Polri, tapi masyarakat, dalam hal ini juga PHRI, harus membantu memberantas hingga ke akarnya," ungkapnya saat menjadi narasumber pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PHRI I Tahun 2016 di Nusa Dua, Sabtu (23/4).

PHRI kata dia akan merasakan dampak langsung dari aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Dia berharap PHRI bisa mengambil peran dalam menggalang Kementerian Agama, ulama, pendeta dan tokoh agama lainnya untuk meminimalisir berkembangnya faham radikalisme. Sebab saat ini teroris telah merencanakan aksinya dengan baik. "Direncanakan baik dan strateginya tepat. Dampak psikologis dari aksi terorisme adalah menciptakan ketakutan dan kekhawatiran pada masyarakat," katanya.

Lebih lanjut pihaknya mengatakan bahwa keamanan adalah hal utama dalam keberlangsungan dunia industri pariwisata. "Dari pihak hotel dan restoran, yang paling mendasar adalah keamanan, maka keamanan itu harganya sangat mahal," tegasnya.

Sehingga Khaidir berharap kepada pihak hotel dan restoran untuk memperbarui sistem informasi teknologinya. Selain itu juga melengkapi hotel dan restorannya dengan CCTV. Disamping itu dikatakannya perlu untuk meningkatkan kapasitas SDM hotel dan restoran dalam hal pencegahan dini aksi terorisme.

Terkait tindakan terorisme BNPT disebutkannya membentuk ASEAN Community untuk menangkal kejahatan lintas negara. "Ada dua hal dalam aspek pengamanan yaitu, pasif dan aktif. Pengamanan pasif yakni pengamanan yang berorientasi pada lokasi yang berpotensi menjadi sasaran penyerangan," urai Khaidir.

Sedangkan pengamanan aktif adalah mendeteksi dimana aksi terorisme akan muncul. Pihaknya pun menyatakan peran strategis PHRI mampu membantu mengikis dan menangkal penyebaran faham radikalisme di Indonesia.

wartawan
Ayu Eka Agustini
Category

Meskipun Pemerintah Pangkas Anggaran Belanja, Kegiatan Swasta Masih Prospek di Nusa Dua

balitribune.co.id | BadungPemerintah pusat pada tahun 2025 ini melakukan pemangkasan anggaran belanja kementerian/lembaga. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan di Bali terutama untuk kegiatan pemerintahan.

Baca Selengkapnya icon click

Pascakelangkaan, Pertamina Gelontor LPG 3 Kg

balitribune.co.id | DenpasarPertamina Patra Niaga mengalokasikan tambahan fakultatif mencapai 8.400 tabung atau setara dengan 25,2 MT LPG 3Kg Subsidi  di Bali khususnya di wilayah Kabupaten Badung, Denpasar dan Gianyar.  Penambahan alokasi diberikan untuk antisipasi adanya peningkatan kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi di wilayah kabup

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Perlombaan Baligrafi di Loby Balai Budaya Puspem Badung, Para Seniman Huruf Unjuk Kreativitas

balitribune.co.id | MangupuraDinas Kebudayaan Badung melaksanakan lomba Baligrafi dalam rangka memperingati Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025 bertempat di Loby Balai Budaya Giri Nata Mandala Puspem Badung, Kamis (6/2). 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

HUT ke-24 FKKPAI Digelar di Bali, Putra Wiraguna Ajak Anggota Makin Solid dan Lestarikan Budaya

balitribune.co.id | Mangupura - Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI) merayakan hari jadinya ke 24 pada Rabu (5/2). Tahun ini pelaksanan ulang tahun digelar di Bali, yang dipusatkan di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung.

Baca Selengkapnya icon click

Siswa SD Harapan Sesetan Diculik, Dari Rp100 Juta, Pelaku Penculikan Minta Rp10 juta

balitribune.co.id | Denpasar - Pelaku penculikan anak, I Wayan Sudirta (30) benar - benar membutuhkan uang untuk kebutuhan hidup sehari -  harinya. Sempat terjadi tawar menawar antara dirinya dengan orang tua korban. Mulai dari Rp100 juta yang ia minta, kemudian turun menjadi Rp10 juta.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.