Pasokan Oksigen di RSU Bangli Aman | Bali Tribune
Diposting : 22 July 2021 22:43
SAM - Bali Tribune
Bali Tribune/OKSIGEN - Pasokan oksigen yang diterima RSU Bangli.
balitribune.co.id | Bangli  - Pihak RSU Bangli memastikan ketersediaan oksigen aman. Sementara anggaran untuk pengadaan oksigen mulai menipis. Wadir Penunjang dan Sarana Prasarana RSU Bangli dr Wayan Pariastha saat dikonfirmasi mengatakan ketersediaan oksigen masih mencukupi. Hingga per Kamis ketersediaan oksigen tabung ada 24 tabung atau 145 meter kubik. Sedangkan oksigen liquid cukup untuk pemakaian 2,5 jam. 
 
Menurut dr Pariastha, jika oksigen liquid habis masih dapat memanfaatkan oksigen tabung. Meski demikian pihak rumah sakit sudah melakukan pengadaan dan menunggu proses pengiriman. "Sejauh ini pasokan oksigen masih aman, untuk memenuhi kebutuhan pasien," sebutnya. Kamis (22/7/21). 
 
Lanjutnya, dalam situasi pendemi Covid-19 ini rata-rata kebutuhan oksigen 35 tabung. Sedangkan dalam kondisi normal rata-rata 25 tabung perhari. "Tabung oksigen yang dimanfaatkan berukuran 6 meter kubik. Untuk oksigen liquid sebelum pandemi rata-rata penggunaan 200-250 meter kubik. Sedangkan pada massa pandemi 350-400 meter kubik," ujarnya. 
 
Dokter Pariastha mengungkapkan, untuk pasokan oksigen rumah sakit bekerjasama dengan PT Samator. Bila dibutuhkan pasokan, rumah sakit langsung melakukan pengamprahan. Namun pasca ada kelangkaan oksigen, rumah sakit diminta mengisi laporan pada sistem yang disiapkan oleh provinsi. Dengan begitu jatah oksigen ditentukan oleh provinsi. 
 
Diakui sejak seminggu terakhir rumah sakit tidak dapat pasokan oksigen liquid. Sedangkan untuk oksigen tabung diberikan terbatas. "Kemarin kiriman oksigen tabung hanya 29 tabung. Kalau dulu pasokan datang setiap hari. Untuk oksigen liquid sehari setelah pemesanan langsung dikirim," ujarnya. 
 
Menurutnya, pengadaan oksigen berdasarkan kebutuhan pasien, belakangan ada peningkatan jumlah pasien rawat inap. Ditambahkan pula, saat ini RSU merawat pasien Covid-19. Sementara anggran untuk pengadaan oksigen, menurut Dokter Pariastha, pada anggaran induk  diplot anggaran Rp 560 Juta lebih. Hingga bulan Juni, anggaran tersisa sekitar Rp 31 juta. Sementara itu, pada anggaran perubahan dipasang Rp 500 juta.