Pelatihan Membuat Jajan Suci bagi Lanjut Usia Ditunda | Bali Tribune
Diposting : 7 April 2020 00:45
Agung Samudra - Bali Tribune
Bali Tribune/ I Wayan Karmawan
Balitribune.co.id | Bangli - Merebaknya penyebaran virus Corona menyebabkan beberapa kegiatan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tunda pelaksanaanya. Seperti kegiatan di Dinas Sosial  berupa  pelatihan keterampilan bagi warga lanjut usia dan terlantar.
 
 Kepala Dinas Sosial Bangli I Wayan Karmawan saat dikonfirmasi terkait kegiatan yang tertunda akibat dampak dari penyebaran virus corona mengatakan ada beberapa kegiatan terpaksa harus ditunda pelaksanaanya. “Ada tiga kegiatan yang harus ditunda pelaksanaanya,” sebut  I Wayan Karmawan, Senin (6/4).
 
Penundaan dilakukan karena adanya imbauan/pelarangan tidak diperbolehkan melaksanakan kegiatan yang melibatkan banyak orang. Sebut I Wayan Karmawan adapun kegiatan yang ditunda yakni kegiatan pelatihan ketermapilan bagi warga lanjut usia dan terlantar. Dalam  kegiatan ini warga lanjut usia dan terlantar diberikan pelatihan membuat jajan suci (Tibero). Untuk kegiatan akan dilaksanakan di empat desa /kelurahan  yakni Kelurahan Cempaga Bangli, Desa Suter, Desa Abang Songan, Desa Songan A, Kecamatan Kintamani. Pelatihan diikuti 20 orang perserta untuk masing- masing desa, sementara untuk instrukturnya dari serati banten.
 
Selain itu kegiatan yang ditunda pelaksanaanya adalah sosilaliasi  tentang JKN-KIS UHC, PBI dan sosialisasi data terpadu kesejahteraan sosial  (DTKS). Dalam kegiatan sosialiasi mengundang aparat desa dengan jumlah 72 orang dan pendamping dari dinas sosial. “Tujuan dari sosialiasi yakni memberikan pemahaman kepada aparat desa apalagi ada anggapan untuk jaminan kesehatan seluruhnya masih ditanggung pemerintah, padahal sejatinya tidak seperti itu,” sebut Wayan Karmawan.  
 
Penundaan juga dilakukan untuk kegiatan pelatihan kebencanaan. Untuk kegiatan direncanakan mengambil tempat di daerah yang memang masuk kategori wilayah desa rawan bencana. Kegiatan pelatihan di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani dengan melibatkan masyarakat sekitarnya dan tim tagana. Untuk pelatihan kebencanaan berlangsung selama dua hari. Karena situasi yang tidak memungkinkan maka kegiatan yang telah dianggarkan terpaksa ditunda menunggu situasi dan kondisi normal kembali.