BALI TRIBUNE - Perwakilan BKKBN Provinsi Bali terus mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan KB gratis, bersama mitra kerjanya RS Sanglah, IkatanDokter Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, PKK, TNI dan Polri bersama OPD-KB Kabupaten Jembrana di Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana belum lama ini.
Sebelum pelayanan KB tersebut, pada malam sebelumnya diawali dengan pemutaran film KB bagi masyarakat yang berlokasi di Lapangan Desa Yeh Kuning. Pada kesempatan itu hadir Camat Jembrana, Kepala Desa, tim dari OPD KB Kabupaten Jembrana dan sejumlah masyarakat. Ditemui seusai menjalani metode kontrasepsi Medis Operative Pria (MOP), I Nyoman Dana, menyebutkan bahwa alasan ikut vasektomi, karena dirinya sudah mengalami kesulitan dengan mempunyai anak 4 dan berharap teman-teman di desanya juga bisa ikut berpartisipasi.
Ia berharap kepada teman-temannyauntuk ikut program Vasektomi 2 anak cukup, karena jaman sekarang biaya hidup tinggi dan untuk bantu istri, supaya istri tidak beban. “Saya ikut vasektomi, karena memang sudah merasa betapa sulitnya membesarkan 4 anak, selain itu juga karena ingin membantu istri, supaya istri tidak ikut KB, sehingga saya yang berpartisipasi, sebagai bentuk Sayang Istri,” ungkapnya.
Motivator KB Pria, Ida Bagus Parisada dari Kecamatan Negara yang baru-baru ini juga mendapatkan juara I Lomba Motivator KB Pria tingkatKabupaten Jembranamenjelaskan bahwa, Pasangan Usia Subur (PUS) semakin berminat menggunakan Methode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Hal ini terlihat dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) gratis melalui Mobil Unit Pelayanan yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Bali di Kabupaten Jembrana, yang memilih Vasektomi 4 orang,Intrauterine device (IUD) 2 orang dan Implant 5 orang.
Dalam pelayanan tersebut pelayanan Keluarga Berencana (KB) gratis melalui Mobil Unit Pelayanan, PUS yang terlayani KB sejumlah 7 peserta, antara lain Vasektomi 2 orang dan 5 orang Implant. Ia juga mengaku bahwa,dirinya sangat antusias memotivasi masyarakat untuk ikut vasektomi, karena berdasarkan pengalaman dirinya sendiri.Ia mengikuti vasektomi, karena latar belakangnyayang kesulitan ekonomi. Jadi karena itu, ia tidak ingin punya anak banyakdan ingin memberikan pendidikan yang bagus kepada anak-anaknya.
“Saya merasakan betul manfaatnya mengikuti program ini, Maka dari itusaya himbau kepada teman-teman yang lain untuk ikut vasektomi. Karena program ini tidak ada efeknya, hubungan dengan istri pun tidak mengalami masalah. Jadi sampai sekarang setiap ada kegiatan pelayanan, saya selalu aktif membawa calon peserta dan saya juga sampaikan kepada teman lain yang sudah ikut, untuk ikut juga mengajak teman lainnya, seperti sistem jaringan,” ujarnya.