Diposting : 18 May 2019 16:08
Agung Samudra - Bali Tribune
balitribune.co.id | Bangli - Pembangunan Embung dan DAM Parit yang selama ini ditunggu-tungu oleh oleh kelompok tani akan segera teruwujud. Anggaran untuk pembangunan embung dan dam parit parit dari Kementerian Pertanian RI sudah ditransfer ke rekening kelompok tani penerima bantuan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid Sarana Prasaran dan Pemasaran dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, Dewa Sugiarta, Jumat (17/5). Kata Dewa Sugiarta, tahun 2019 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pertanian membangun dua embung yakni di subak Bubung Sari desa Siakin, Kecamatan Kintamani dan subak Abian Belok, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku. Selain itu juga dibanguan dam parit untuk dua subak yakni subak Bude Wage, Desa Tamanbali, Bangli dan subak Alisbintang, Kecamatan Susut, Bangli. “Untuk anggran pembanguan embung dan dam parit masing- masing Rp 167 juta, sesuai juklak juknis pembangunan dilakukan secara swakelola,” ujar Dewa Sugiarta
Lanjut Dewa Sugiarta, selain dari dana DAK tahun ini juga pemerintah lewat dana APBN Tugas Pembantuan (TP) mengakomodir pembangunan 1 paket Embung di Desa Abang Batu Dingding, Kecamatan Kinatamni dan irigasi perpompaan bagi lima subak. Selain itu dari dana APBN TP juga di plot anggran untuk pembangunan jaringan irigasi tersier untuk luas lahan 700 hektar. “Bantuan untuk jaringan irigasi tersier mengkaver 20 subak dengan rincian anggran Rp 1.100.000 per hektarnya,” sebut Dewa Sugiarta.
Kata Dewa Sugiarta sejatinya banyak subak dan kelompok tani mengajukan proposal bantuan, namun karena ketrbatasan anggran baru beberpa subak dan kelompok tani yang bisa terakomodir. Sebutnya untuk memastikan kevalidan dari subak yang mengajukan proposal maka pihaknya turun melakukan verifikasi. Hal ini penting dilakukan agar jangan sampai bantuan turun ternyata lahan untuk membanguan embung tidak ada. Begitupula untuk bantuan irigasi perpompaan, pihaknya akan mengecek keberadaan sumber mata airnya.
Dengan telah masuknya dana ke masing- masing subak atau kelompok tani, maka untuk proses prngerjaan diharapkan sudah kelar dalam hitungan tiga bulan dari anggran turun. “Paling lambat bulan bulan Agustus proses pengerjaan sudah kelar,” kata Dewa Sugiarta. uni