Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali, Menjawab Penantian Panjang Krama Bali

Bali Tribune / KIKA - Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga, Akademisi Universitas Udayana Prof. Ir. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD

balitribune.co.id | DenpasarPascagroundbreaking Jalan Tol Jagat Kerthi Bali oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono bersama Gubernur Bali Wayan Koster, Sabtu (Saniscara Wage, Prangbakat) 10 September 2022 di Pekutatan, Kabupaten Jembrana mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Karena tidak saja menjadi Jalan Tol pertama di Indonesia yang dilengkapi fasilitas jalur sepeda, namun Jalan Tol yang dibangun di era kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster ini juga akan melalui 3 Kabupaten, 13 Kecamatan, dan 58 Desa dengan panjang 96,21 Km.

Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi pada, Senin (Soma Umanis, Bala) 12 September 2022 dengan menyatakan sangat bersyukur dan mengucapakan terimakasi kepada Gubernur Wayan Koster. Karena telah memprogramkan pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang menghubungkan Kabupaten Jembrana dengan Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Badung.

"Ini sangat berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di Jembrana, dengan adanya Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, Kami di Jembrana akan mampu meningkatkan perekonomian dari sektor pariwisata. Jadi infrastruktur jalan tol yang dibangun di Gubernur Wayan Koster selain mampu mewujudkan pemerataan pembangunan di Bali Barat dengan Bali Selatan atau Kabupaten/Kota lainnya di Bali, Jalan Tol Jagat Kerthi Bali juga akan menjadi jalan pembuka kesejahteraan masyarakat Jembrana, sekali lagi ini jalan sangat penting menjadi akses percepatan pelayanan industri pariwisata di Kabupaten Jembrana yang Kami cintai," jelasnya.

Sementara Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga menegaskan pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang menghubungkan Gilimanuk – Mengwi, selain mampu mengembangkan potensi daerah terutama pada sektor pariwisata dan industri, Jalan Tol yang menjadi penanda Bali Era Baru tersebut akan membuka akses terutama untuk pengembangan pariwisata di Tabanan yang mana potensi pariwisata berbasis desa wisata.

"Atas nama masyarakat Tabanan, dan Saya sebagai Ketua DPRD Tabanan mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur Wayan Koster karena sudah membangun jalan tol yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Tabanan. Ini terobosan yang sangat tepat dilakukan oleh Gubernur Bali kita untuk menjawab perasaan masyarakat Tabanan yang selama ini selalu dihantui oleh jalur tengkorak. Jadi Jalan Tol Jagat Kerthi Bali adalah jawaban untuk memperlancar lalu lintas masyarakat Tabanan pada khususnya, dan masyarakat Bali pada umumnya dalam berkendaraan guna terwujudnya rasa aman dan nyaman," ujar I Made Dirga saat hadir dalam acara groundbreaking mendampingi Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya.

Akademisi Universitas Udayana yang membidangi transportasi, Prof. Ir. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD menilai pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini memang salah satu pembangunan infrastruktur darat yang keberadaannya ditunggu-tunggu oleh masyarakat Bali. Dalam tataran teoritis, idealnya luas jaringan jalan sekitar 15 persen dari luas wilayah. Sebagai ilustrasi, luas jaringan jalan dibandingkan luas wilayah perkotaan Sarbagita hanya sekitar 6 persen. Artinya kita masih kekurangan jaringan jalan. Beberapa kali dulu sudah pernah dikaji kelayakan pembangunan jalan tol tersebut, namun tidak pernah kunjung terealisasi. 

"Rencana-rencana trase yang sudah dibuat dulu, saat ini sudah dipenuhi bangunan. Kita patut syukuri akhirnya pembangunan jalan tol ini segera bisa diwujudkan. Pembangunan jalan merupakan upaya mengatasi masalah lalu lintas melalui aspek supply. Mengingat luas jalan masih belum ideal, artinya bahwa kita memerlukan upaya lain untuk mengurangi beban lalu lintas, sehingga kebutuhan untuk membangun jalan dapat ditekan melalui skema demand management, yaitu dengan memindahklan sebagian pengguna jalan ke sistem angkutan umum massal," ujar Prof Putu Alit Suthanaya.

Apakah Jalan Tol ini mampu menekan angka kecelakaan? Kata Putu Alit Suthanaya yang juga merupakan seorang Insinyur ini menyatakan Jalur Denpasar-Gilimanuk sudah dikenal lama sebagai jalur tengkorak akibat tingginya tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Sebagai sebuah jalan nasional dengan fungsi arteri primer, kondisi geometrik jalan eksisting tidak memadai. Setelah berulangkali terjadi fatalitas kecelakaan yang tinggi kemudian baru dibuat beberapa short-cut untuk memperbaiki geometrik jalan. Seringkali dianggap bahwa faktor perilaku pengemudi sebagai penyebab utama tingginya fatalitas kecelakaan.

"Dari sini kita dapat belajar bahwa aspek geometrik jalan yang tidak memadai juga merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan. Apabila nanti jalan tol ini terbangun, maka diperkirakan akan dapat mengurangi angka kecelakaan yang terjadi. Kita bisa membuat kajian before and after study setelah nanti jalan tol ini terbangun untuk membuktikannya," ungkapnya.

Putu Alit Suthanaya lebih jauh menyebut keberadaan jalan tol dari Gilimanuk sampai Mengwi sepanjang 96,21 Km juga akan dapat mengurangi waktu tempuh secara signifikan dari/ke Bali Barat, baik untuk pergerakan orang maupun barang. Penurunan waktu tempuh berarti penurunan biaya transportasi yang dapat berpengaruh pada percepatan pertumbuhan perekonomian. 

"Dari sisi distribusi logistik, yang perlu segera dipikirkan adalah keberadaan terminal barang, terutama untuk distribusi logistik di Bali Selatan. Demikian juga untuk keperluan distribusi logistik hasil pertanian. Jadi keberadaan jalan tol ini akan meningkatkan kompetisi jalur distribusi logistik lintas Jawa-Lombok antara melalui darat dan melalui laut (tol laut). Namun yang masih menjadi permasalahan adalah belum teratasinya kemacetan di wilayah perkotaan Sarbagita, karena jalan tol ini baru akan dibangun sampai di Mengwi. Diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya bottle neck pada akses tol dari/ke wilayah perkotaan Sarbagita. Pergerakan orang maupun barang lintas Jawa-Lombok akan masih memasuki jaringan jalan di wilayah perkotaan Sarbagita. Idealnya wilayah perkotaan Sarbagita memiliki jalan lingkar bebas hambatan untuk mengurangi beban lalu lintas terusan memasuki jaringan jalan di wilayah perkotaan Sarbagita," sebutnya.

Mengakhiri pandangannya, Prof Putu Alit Suthanaya menegaskan keberadaan jalan tol di era kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster sangat dapat memberikan dampak pemerataan ekonomi, terutama ke wilayah Bali Barat, dan untuk dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan tentu saja tidak cukup dengan adanya jalan tol, tetapi diharapkan adanya pengembangan sentra-sentra ekonomi di wilayah sekitarnya. 

wartawan
YUE
Category
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Karangasem Krisis Murid, Banyak Sekolah Hanya Mendapatkan 2 Hingga 8 Murid Baru

balitribune.co.id | Amlapura - Kabupaten Karangasem saat ini tengah mengalami krisis murid atau siswa. pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026, hampir sebagian besar Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Karangasem mengalami kekurangan murid baru atau jumlah murid baru yang mendaftar dan melakukan pendaftaran ulang masih jauh dari jumlah kuota yang didaftarkan oleh sekolah di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Pusat.

Baca Selengkapnya icon click

Wakil Bupati Karangasem Pimpin Apel Peringatan Perang Besar Tanah Aron ke-79

balitribune.co.id | Amlapura - Wakil Bupati Karangasem, Pandu Prapanca Lagosa, memimpin langsung Apel Peringatan Perang Besar Tanah Aron ke-79 yang digelar di Lapangan Tanah Aron, Bebandem, Senin (7/7). Apel ini menjadi momentum penting untuk mengenang perjuangan para pahlawan Tanah Aron dalam mempertahankan tanah air dari penjajahan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Setujui Pertanggungjawaban APBD 2024, F-PDIP Apresiasi Pemkab Badung

balitribune.co.id | Mangupura - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Badung menerima Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2024 untuk disahkan dan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah (Perda).

Persetujuan tersebut disampaikan dalam pembacaan Pandangan Umum (PU) Fraksi PDI Perjuangan pada Rapat Paripurna DPRD Badung, Selasa (8/7) di ruang Sidang Utama Gosana, Gedung DPRD Badung. 

Baca Selengkapnya icon click

Pemkab Badung Diminta Berhati-hati Dalam Tata Kelola APBD 2025, F-Golkar: Penetapan Target PAD Harus Lebih Realistis

balitribune.co.id | Mangupura - DPRD Kabupaten Badung menggelar Rapat Paripurna membahas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2024, Selasa (8/7). 

Dalam rapat yang digelar di Gedung DPRD Badung ini, Fraksi Golkar mengharapkan pentingnya penetapan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih realistis agar tidak menghambat jalannya program di OPD.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.