Pemkab Badung Prioritaskan Urusan Agama, Adat dan Budaya | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 13 September 2016 13:22
I Made Darna - Bali Tribune
pemkab
Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Badung, saat menghadiri malam Puncak Karya Pedudusan Agung Memungkah lan Ngenteg Linggih Pura Puseh-Desa lan Toya Ning Desa Adat Kedonganan, pada Jumat (9/9) lalu.

Mangupura, Bali Tribune

‎Pemkab Badung sangat mengapresiasi apa yang menjadi tujuan mulia setiap kegiatan upacara ke agamaan, adat dan budaya. Hal itu disampaikan langsung Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta dan Ketut Suiasa, menghadiri malam Puncak Karya Pedudusan Agung Memungkah lan Ngenteg Linggih Pura Puseh-Desa lan Toya Ning Desa Adat Kedonganan, pada Jumat (9/9) lalu.

‎Rasa bangga diucapkan Giri Prasta, apalagi seluruh rangkaiannya diketahui mampu terlaksana dengan baik atas partisipasi aktif seluruh krama Desa Adat Kedonganan.

“Ini betul-betul kegiatan mulia yang digerakkan oleh krama sendiri. Karena ini bukanlah hanya untuk Kedonganan saja, melainkan juga Badung, Bali, bahkan Indonesia,” sebutnya saat itu.

Kata dia, itu sejalan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Badung sendiri, yakni memberikan prioritas bagi urusan agama, adat, dan budaya.

“Saya pasangan Giri-Asa memberikan dukungan sepenuhnya. Bahkan bukan hanya untuk urusan pembangunan Kahyangan Jagat, Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, ataupun Kahyangan Tiga, melainkan juga menyasar sampai tingkat Paibon atau Dadia,” tegasnya.

Perhatian serupa juga dipastikan senantiasa bakal menyentuh para krama adat, yaitu melalui sekaa-sekaa yang hidup di masing-masing banjar.

“Itu memang harus kami bantu untuk memperkuat adat. Karena konsep kami adalah membangun agama, seni, dan adat melalui budaya. Artinya, kerangka pembangunan kami di Badung pondasinya adalah budaya,” jelasnya.

Secara terpisah, Manggala Karya Pedudusan Agung Memungkah lan Ngenteg Linggih Pura Puseh-Desa lan Toya Ning Desa Adat Kedonganan, yakni Ketut Madra mengaku sangat bangga akan hadirnya petinggi pemerintahan di Kabupaten Badung. Setidaknya kehadirannya dapat memotivasi masyarakat dalam rangka pembangunan Kedonganan ke depan.

Kedepan, Madra berharap, agar krama Desa Adat Kedonganan bisa senantiasa bersatu membangun adat dan budaya. Baik itu pembangunan dalam bentuk fisik ataupun non fisik. “Jadi SDM-nya juga perlu dibangun. Sehingga bukan pura-nya saja yang besar,” ujarnya.