Diposting : 4 May 2018 20:40
Redaksi - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Dalam rangka menyambut Word Cleaning Day, Pemerintah Kabupaten Karangasem bersinergi dengan Junior Chamber International (JCI) Karangasem, menyelenggarakan bersih-bersih di Pantai Jasri, Kamis (3/5). Acara dihadiri pula perwakilan dari 5 Negara lain diantaranya Australia, Jepang , Mongolia, Singapore.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak acara di tanggal 15 nanti. Pada prinsifnya kita mempunya tanggung jawab untuk menjaga lingkungan, karena kita akan mewariskan semuanya ke anak kita nanti," ujar Zulfikar Friatna 2018 Nasional Presiden JCI Indonesia.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyebutkan menangani sampah memang persoalan yang tidak mudah. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dibarengi semakin tingginya tingkat konsumsi tidak sebanding dengan ketersediaan tempat pemrosesan akhir (TPA) terbatasnya fasilitas pendukung pengelolaan sampah, serta konsep pengelolaan sampah yang masih konvensional, hingga sampai kepada masalah sosial yang ditimbulkan dari sampah, seperti bau yang menyengat, air limbah sampah yang mencemari sungai dan pantai, terganggunya kesehatan, sena rendahnya keaktifan masyarakat untuk mematuhi ketentuan pembuangan sampah.
"Salah satu pilar pelaksanaan tata kepemerintahan yang baik (good govemance) adalah komitmen pada lingkungan hidup, yang berarti diperlukan penanganan pengelolaan sampah yang tetap berasaskan pada pelestarian Iingkungan hidup, serta dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup diupayakan seminimal mungkin," ujar Mas Sumatri.
Kabupaten Karangasem sebenarnya telah berupaya untuk melakukan pengelolaan sampah dengan melaksanakan gerakan jumat bersih dan memberdayakan kelompok swadaya masyarakat (KSM) sampai ketingkat desa, bahkan Pemkab Karangasem sudah melakukan pengelolaan sampah sampai ke tingkat desa dengan memaksimalkan kendaraan/mobil beroda tiga sejumlah 64 unit dengan harapan desa dapat mengelola sampahnya dengan baik dan benar. "Untuk ke depannya semua desa akan diberikan kendaraan mobil beroda tiga sehingga sampah bisa dikelola dari sumbernya, hal ini dilakukan agar TPA yang kita miliki tidak cepat penuh," usulnya.
Selanjutnya, diharapkan masyarakat melakukan pengomposan sampah pada rumah tangga, membentuk Bank Sampah disetiap banjar dan membangun TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) disetiap kawasan/Desa.
Dengan terbentuknya KSM diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah di sumbernya, dengan adanya Bank Sampah diharapkan dapat merubah mindset masyarakat bahwa sampah tersebut dapat bernilai ekonomis, dengan terbentuknya TPST pengelolaan sampah berbasis kawasan mampu mengeloia sampahnya secara mandiri, sehingga secara perlahan TPA akan dapat berfungsi menampung sampah residu saja.
Sekali lagi pihaknya menekankan dan menghimbau pada seluruh masyarakat khususnya yang hadir pada kesempatan tersebut dan seluruh masyarakat Kabupaten Karangasem pada umumnya, untuk sama-sama menjaga alam bagi generasi penerus nanti. Karena pengelolaan persampahan yang baik dan benar akan dapat menciptakan Iingkungan yang sehat dan bersih dan melahirkan generasi yang sehat dan cerdas.