Pemkot Denpasar Lakukan Persembahyangan Peringati Pitenget Tumpek Wayang | Bali Tribune
Diposting : 3 October 2022 08:39
YAN - Bali Tribune
Bali Tribune/UPACARA- Pemkot Denpasar menggelar Upacara Jagat Kerthi dalam rangka memperingati Pitenget Tumpek Wayang di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Sabtu (1/10).
balitribune.co.id | Denpasar -  Pemkot Denpasar menggelar Upacara Jagat Kerthi dalam rangka memperingati Pitenget Tumpek Wayang di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Sabtu (1/10). 
 
Upacara yang merupakan tindaklanjut dari Instruksi Gubernur Bali serta sebagai wujud sradha bhakti umat ini, dihadiri langsung Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, I.B. Alit Wiradana,  serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.
 
Rangkaian upacara diawali dengan pementasan Wayang Lemah, diiringi gambelan gender dan suara kekidungan serta dilanjutkan dengan tarian Rejang.  Upacara berlangsung khidmat dipuput Ida Pedanda Made Gede Putra Jnana, Griya Tuak Ilang Denpasar. Dalam kesempatan tersebut juga diadakan pameran hasil panen para petani di jaba pura Jagatnatha oleh Dinas Pertanian Kota Denpasar.
 
Wawali Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa didamping Sekda IB. Alit Wiradana mengatakan, peringatan Hari Tumpek Wayang kali ini dilaksanakan dengan Upacara Jagat Kerthi. Hal ini sebagai tindaklanjut Instruksi Gubernur Bali Nomor  4 Tahun 2022. Dimana, upacara ini sebagai pelaksanaan Tata-titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru serta wujud sradha dan bhakti umat kepada Sang Hyang Widi Wasa. 
 
Lebih lanjut dijelaskan, Tumpek Wayang merupakan hari suci pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagau Dewa Iswara yang berfungsi untuk menerangi kegelapan, memberikan pencerahan ke hidupan di dunia serta mampu membangkitkan daya seni dan keindahan. Tumpek Wayang juga merupakan cerminan dimana dunia yang diliputi dengan kegelapan, manusia oleh kebodohan, keangkuhan, keangkara murkaan. 
 
Tumpek Wayang kata Arya Wibawa juga bermakna sebagai "Hari Kesenian".  Karenanya, secara ritual diupacarai (kelahiran) berbagai jenis kesenian seperti wayang, barong, rangda, topeng, dan segala jenis gamelan. 
 
"Aktivitas ritual tersebut sebagai bentuk rasa syukur terhadap Sang Hyang Taksu sering disimboliskan dengan upacara kesenian wayang kulit, karena mengandung berbagai unsur seni atau teater total. Dalam kesenian ini, semua eksistensi dan esensi kesenian sudah tercakup," ujarnya.
 
Arya Wibawa menambahkan, melalui peringatan Hari Tumpek Wayang dengan Upacara Jagat Kerthi diharapkan mampu menyeimbangkan alam semesta beserta isinya. Serta mampu memberikan kakuatan agar manusia senantiasa mulatsarira dan intrsospeksi diri. 
 
"Nilai-nilai adiluhung Sat Kerthi seperti keharmonisan antara alam, manusia, dan kebudayaan Bali yang meliputi tradisi, seni, budaya, hingga kearifan lokal secara sekala dan niskala, diharapkan dapat dipahami dan diterapkan disiplin dan penuh rasa tanggung jawab, oleh seluruh masyarakat Bali," ujar Arya Wibawa.