Denpasar, Bali Tribune
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, merespon cepatatas pemberitaan di satu media tentang derita bocah asal Tegalalang, Gianyar yang mengalami kelumpuhan. Ni Luh Putu Cahyani Nithi, 4 tahun, mengalami kelumpuhan karena mengidap penyakit cerebral palsy yang dideritanya sejak berumur 1 tahun.
Menurut penuturan Ibunya, Kadek Santi, Putu Cahya (nama panggilan bocah malang tersebut) awal mulanya kejang dan tidak sadarkan diri selama tiga hari di RSUD Sanjiwani, Gianyar. Karena tidak ada perkembangan, Putu Cahya lantas dirujuk ke RSUP Sanglah.
Setelah mendapatkan perawatan intensif selama 28 hari, kondisi Putu Cahya langsung lumpuh, tidak bisa menggerakkan kaki beserta tangannya. Sejak saat itu, Bocah asal Banjar Pacung, Desa Keliki, Tegallalang tersebut harus menjalani perawatan dan kontrol rutin setiap bulannya. Kendala yang dihadapi sampai saat ini adalah biaya pengobatan untuk putri semata wayangnya yang harus diambil dari kantong pribadinya.
Setiap harinya, Putu Cahya harus mengkonsumsi obat dari dokter senilai 500 ribu per bulan, ditambah dengan ongkos dokter 100 ribu. Biaya itu dirasa cukup berat mengingat pendapatannya setiap bulan hanyalah cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Ni Kadek Santi hanyalah seorang Ibu rumah tangga biasa dan suaminya I Made Susila seorang guru honorer di SMP TP 45 Denpasar dengan pendapatan ala kadarnya.
Gubernur yang menurunkan Tim dari Pemprov Bali meninjau langsung ke kediaman keluarga tersebut memberikan bantuan sementara berupa beras 50 kg beserta uang tunai. Untuk bantuan tahap selanjutnya, tim Pemprov akan mengkoordinasikan dengan Pemkab dan SKPD terkait. Selain bantuan dari Gubernur, kepada Putu Cahya juga diberikan bantuan berupa sembako dari BK3S melalui Dinas Sosial Provinsi Bali. Setelah pendataan dan koordinasi berkesinambungan, diharapkan Putu Cahya bisa mendapatkan bantuan secara rutin dari pemerintah.
Sementara itu dalam hari yang sama respon cepat juga diberikan oleh Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, atas pemberitaan di sebuah media tentang kesulitan biaya persalinan dari Ni Ketut Sukarni. Warga asal Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar itu melahirkan melalui proses operasi cesar di RSUD Sanjiwani, Gianyar dan diperkirakan memerlukan biaya sebesar Rp10 juta.
Tindakan operasi terpaksa ditempuh dikarenakan bayi terlilit tali pusar. Masih beruntung sang ibu dan bayinya selamat,meski terkendala biaya persalinan. Hingga saat ini, kondisi bayi masih di inkubator karena memerlukan perawatan intensif. Perawatan intensif harus diberikan dikarenakan bayi lahir lebih cepat dengan berat badan hanya 1,8 kg. Kondisi itu makin menambah beban Ni Ketut Sukarni, dia menperkirakan biaya akan semakin membengkak.
Wagub Sudikerta mengutus stafnya untuk membantu pembiayaan persalinan Sukarni beserta pengobatan bayinya melalui bantuan pribadi Wagub. Sudikerta memberikan santunan sebesar Rp3 juta untuk meringankan beban Sukarni.