Pemutaran Film Dokumenter Antrabez, Upaya Memanusiakan Manusia | Bali Tribune
Diposting : 6 January 2022 06:59
JOK - Bali Tribune
Bali Tribune/ Pameran Seni Warga Binaan Pemasyarakatan serta Pemutaran Film Dokumenter Antrabez (Anak Terali Besi).
balitribune.co.id | Denpasar  - Rabu, 05 Januari 2022 bertempat di Dharma Negara Alaya Art & Creative Hub diselenggarakan Pameran Seni Warga Binaan Pemasyarakatan serta Pemutaran Film Dokumenter Antrabez (Anak Terali Besi). Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Gubenur Bali (Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati), Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali (Jamaruli Manihuruk), Walikota Denpasar (IGN Jaya Negara), Kepala BNN Provinsi Bali (Gde Sugianyar Dwi Putra), Kepala Divisi Pemasyarakatan (Suprapto), Kapolresta Denpasar, Dandim 1611 Badung, Para Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Bali, Forkopimda Provinsi serta Forkopimda Kabupaten/Kota Denpasar - Badung.
 
Pameran Seni Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) ini menampilkan hasil karya berupa lukisan, kemben, vas bunga, tas jinjing, baju kaos/t-shirt dan beberapa karya WBP lainnya. Adapun bahan baku dari karya yang dihasilkan oleh WBP tersebut hampir semua berasal dari bahan limbah daur ulang. 
 
Selain itu juga dilakukan pemutaran Film Dokumenter yang disutradarai oleh Erick Est dimana seluruh pemain dan video klipnya menggambarkan kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Kerobokan. Film dokumenter terkait pembentukan Antrabez itu memiliki makna bahwa kondisi Lapas yang dalam hal ini Lapas kelas II A Kerobokan tidak seseram dan mencekam seperti persepsi yang beredar di tengah masyarakat.
 
Dalam Film Dokumenter tersebut, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Bali (Suprapto) menyampaikan bahwa pembinaan di dalam Lapas adalah upaya untuk memanusiakan manusia, dalam hal ini warga binaan. Salah satunya adalah dengan menggali kemampuan, bakat, dan minat para Warga Binaan dengan melibatkan masyarakat melalui program asimilasi. 
Asimilasi merupakan proses pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang dilaksanakan dengan membaurkan narapidana dan anak didik pemasyarakatan dalam kehidupan masyarakat. 
 
Program asimilasi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu asimilasi ke dalam dan asimilasi keluar, asimilasi ke dalam yaitu pembinaan dengan mengundang pihak dari luar ke dalam Lapas. Awalnya, Antrabez mengikuti program asimilasi ke dalam, lalu setelah memenuhi syarat dilakukan asimilasi keluar agar masyarakat mengetahui secara langsung program pembinaan yang dilakukan oleh Lapas, untuk menghilangkan stigma negatif masyarakat bahwa di dalam Lapas banyak Warga Binaan yang memiliki bakat.
 
Kepala Kanwil Kemenkumham Bali (Jamaruli Manihuruk) mengatakan bahwa Antrabez Lapas Kerobokan dapat dijadikan contoh di Lapas lainnya di seluruh Indonesia karena telah membuktikan dapat menciptakan karya yang hebat walaupun dibatasi oleh Jeruji Besi dan Tembok yang besar di Lapas.
 
 Kakanwil Kemenkumham Bali sangat mengapresiasi dan mendukung atas pemutaran Film Dokumeter Lapas Kerobokan sehingga melalui Film tersebut dapat menciptakan stigma positif terhadap Kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) selama menjalani hukuman di dalam Lapas/Rutan.
 
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Bali (Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati) menyampaikan bahwa Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kanwil Kemenkumham Bali tentunya sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya memuliakan manusia Bali untuk menjadi pribadi yang berlandaskan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, sehingga mampu berperan aktif dalam pembangunan. 
 
Kegiatan ini juga merupakan wujud nyata kontribusi Lembaga Pemasyarakatan dalam upaya pemajuan dan penguatan kebudayaan Bali. "Atas nama Pemerintah dan Masyarakat Bali, saya mengucapkan terima kasih serta memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kanwil Kemenkumham Bali beserta seluruh jajaran, atas segala usahanya dalam membina para Narapidana. Besar harapan saya program ini dapat menginspirasi Lapas-Lapas lainnya yang ada di Indonesia untuk terus berinovasi dalam proses pembinaan yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan", tutup Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.