Denpasar, Bali Tribune
Penambahan tempat pameran nasional maupun internasional di kawasan Kota Denpasar sekarang ini mutlak diperlukan. Pasalnya pasar pameran di Denpasar sangat tepat untuk dikembangkan dikarenakan letaknya yang dianggap strategis dibandingkan di kawasan Nusa Dua.
Menurut Ketua Indonesian Congress and Convention Association (INCCA) Bali, Ida Bagus Surakusuma atau Gus Lolec, industri pameran yang menyasar masyarakat luas lebih berpotensi di Denpasar. Hal tersebut dikarenakan Kota Denpasar tidak terlalu jauh dengan kabupaten lainnya di Bali.
“Memang sih seharusnya ada tempat pameran memadai di Denpasar. Kalau di Nusa Dua milik swasta hotel-hotel besar. Pameran yang ditujukan untuk memperkenalkan produk ini juga merupakan bagian dari industri perdagangan. Untuk itu pemerintah juga punya bagian tanggungjawab. Sehingga pemerintah dan swasta harus bergandengan,” katanya di Denpasar, Kamis (19/5).
Pihaknya berharap pemerintah melakukan investasi di sektor industri pameran. Jika hal tersebut dikembangkan oleh pemerintah dan dikelola secara profesional Gus Lolec meyakini Kota Denpasar kedepannya akan menjadi destinasi industri pameran. “Kita bisa mengundang pelaku pameran luar Bali untuk menggelar pameran produk di Denpasar. Maka ruang pameran ini perlu dikelola dengan profesional dan dipromosikan di luar Bali,” ucapnya.
Meskipun di Denpasar sekarang ini terdapat 2 venue atau tempat penyelenggaraan pameran yaitu Art Center Denpasar dan Bali Creative Industry Center (BCIC) namun dikatakannya belum termasuk kategori skala besar. “Kalau ruang pameran untuk nasional maupun internasional di Nusa Dua itu harganya mahal. Jika pemerintah berpikir untuk membuat ruang pameran di Denpasar alangkah bagusnya,” sebut Gus Lolec.
Ditambahkannya, jika kedepan Denpasar mampu menjadi destinasi industri pameran tentunya akan membawa dampak positif untuk hotel-hotel di sekitarnya. “Hotel di Denpasar tentu akan semakin ramai dan meriah dan Kota Denpasar pun akan semakin bernuansa karena memiliki ruang pameran. Untuk investasi ruang pameran, pemerintah juga tentunya memperhatikan lokasi dan luas lahan,” imbuhnya.
Sebelumnya Ketua IECA atau Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Bali, I P. Suryasewana Gede Wiwin G, mengeluhkan minimnya ketersediaan venue untuk menyelenggarakan exhibition (pameran) besar skala internasional di Bali khususnya Kota Denpasar.
“Di Bali, meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) yang exhibition belum intensif seperti meeting, incentive, conference. Jadi ini boleh dikatakan selaku asosiasi ingin menarik pameran-pameran internasional digelar di Bali. Cuma memang venue yang memungkinkan cuma Nusa Dua,” terangnya.
Namun dikatakan Wiwin tidak semua event pameran internasional yang diselenggarakan di Nusa Dua berlangsung sukses. “Banyak yang gagal karena sepi pengunjung. Karena orang masih segan untuk datang ke Nusa Dua karena jauh,” ujarnya.
Jika pameran internasional tersebut menyasar jumlah kunjungan maka kata dia venue yang tepat adalah di kawasan Sanur, Denpasar karena lokasinya sangat strategis. Namun venue untuk pameran yang ada di Sanur hanya memadai untuk skala kecil menengah.