
balitribune.co.id | Denpasar - Tekanan sosial dan tingginya biaya kebutuhan hidup saat ini mendorong masyarakat Bali untuk tetap menjaga kesehatan mentalnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna menjaga kesehatan mental yakni dengan mendaki gunung. Seperti yang akan dilakukan
puluhan pendaki, advokat, dan pahlawan kesehatan mental bersatu dalam Freedom Summit IV, sebuah ekspedisi pendakian selama tiga hari yakni 17-20 Oktober 2025 melintasi puncak-puncak ikonik Bali Gunung Agung, Gunung Abang, dan Gunung Batur.
Manajer Operasional Bali Bersama Bisa (penyelenggara Freedom Summit IV), Agus Endrawan menjelaskan, misi kali ini meski rutenya sama seperti tahun lalu, namun membawa harapan yang tinggi untuk kesehatan mental. Pendakian inipun memastikan Bali Bersama Bisa, fasilitas kesehatan mental nirlaba pertama di Bali dapat terus memberikan dukungan gratis kepada siapa saja yang membutuhkan layanan kesehatan mental.
"Pendakian ini untuk kesehatan mental karena kami lihat di Bali angka bunuh diri tertinggi se-Indonesia. Kami memerlukan bantuan, sehingga banyak yang peduli pada kesehatan mental," jelasnya di Denpasar beberapa waktu lalu.
Saat ini kata dia, kesehatan mental masih menjadi stigma yang kental di masyarakat. "Tidak ada pemahaman tentang kesehatan mental, dengan melakukan proses pendakian 3 gunung, akan melakukan kampanye mendeklarasikan dirinya bahwa dengan 3 hari menggenjot mentalnya untuk menaklukkan 3 gunung bisa berjuang dengan mentalnya," bebernya.
Freedom Summit IV adalah ekspedisi pendakian gunung yang akan menantang fisik dan mental sembari mendukung kesehatan jiwa di Indonesia. "Tuntutan hidup serba materi itu yang membuat semakin berat. Maka kesehatan mental ini penting. Kami ingin memberikan pemahaman ke masyarakat dengan dukungan dari stakeholder. Dengan hanya sekitar 600–800 psikiater untuk melayani lebih dari 270 juta penduduk Indonesia, rata-rata satu psikiater untuk setiap 300.000–400.000 orang akses ke bantuan profesional hampir mustahil bagi sebagian besar masyarakat. Sementara itu, permintaan terus meningkat pesat, Bali Bersama Bisa kini mendampingi lebih dari 1.000 orang setiap bulan, menawarkan layanan konseling pribadi, terapi kelompok, lokakarya kebugaran holistik, dan rencana rehabilitasi yang disesuaikan," katanya.
Freedom Summit IV bertujuan menjaga pintu-pintu tersebut tetap terbuka agar tidak ada yang harus menghadapi kegelapan sendirian, baik di Bali maupun di seluruh Indonesia. Freedom Summit IV mengundang peserta dari semua tingkat kebugaran dan latarbelakang untuk bergabung dalam misi menjaga kesehatan mental.
Ekspedisi dimulai di Desa Ban salah satu daerah paling terpinggirkan di Bali melalui jalur terjal. Di balik keindahan alamnya, diharapkan akan mampu meningkatkan kesehatan mental masyarakat yang ikut dalam pendakian ini. "Berbagai fasilitas telah disiapkan, baik tim medis yang akan mendampingi pendaki, dan sudah berkoordinasi dengan pemangku setempat secara spiritual, dan dengan pemerintah," imbuhnya.