Penutupan Pendakian Diharapkan Dikaji Lebih Matang | Bali Tribune
Diposting : 6 June 2023 11:34
SAM - Bali Tribune
Bali Tribune/ Ketua Pokdarwis Abang Erawang I Nengah Suratnata

balitribune.co.id | Bangli - Adanya rencana dari Gubernur Bali I Wayan Koster yang akan mengeluarkan kebijakan melarang kegiatan pendakian untuk tujuan rekreasi mematik rekasi beragam.

Larangan dikeluarkan untuk menjaga kesucian kawasan tersebut. Hal ini berkaca dari adanya beragam kasus pelanggaran kesucian di beberapa gunung di Bali oleh wisatawan mancanegara (wisman) beberapa waktu lalu. Di sisi lain, jika larangan pendakian diterapkan tentunya akan merugikan para pemandu lokal.

Ketua Pokdarwis Abang Erawang I Nengah Suratnata  selaku pengelola pendakian Gunung Abang, Kintamani, Bangli mengaku bingung terkait adanya wacana Gubernur yang melarang pendakian. “Kami baca ada wacana pelarangan pendakian, wacana ini membuat kami jadi bingung,” sebutnya, Senin (5/6/2023).

Kata Suratnata, Pokdarwis Abang Erawang mempunyai 45 pemandu lokal yang selama ini mengandalkan perekonomian dari melayani wisatawan yang melakukan pendakian. 45 pemandu lokal itu berasal dari tiga desa. Yakni, Suter, Abang Batudinding dan Abang Songan. "Gunung Abang pintu masuknya tidak di sini saja. Ada empat pintu masuk menuju Bukit Abang. Salah satu dari Abang Erawang. Kami selama ini, komitmen menjaga kesucian tempat suci yang telah kami warisi secara turun temurun," tegasnya.

Meski demikian, terkait wacana larangan yang dikeluarkan Gubernur Bali. “Bukannya tidak setuju untuk menjaga kesucian kawasan suci. Tapi bagaimana pemerintah agar memikirkan juga kami karena sektor pariwisata adalah bagian kesempatan warga kami mendapat rejeki. Yang namanya kesucian, kami sebagai pengempon tentu semaksimal mungkin kami jaga,” tuturnya.

Menurutnya, pemerintah tidak harus melakukan penutupan pendakian. Melainkan diharapkan agar pengawasan yang diperketat. "Pemerintah kita harapkan bisa memberikan ruang-ruang khusus juga bagi masyarakat yang mata pencarian sebagai pemandu pendakian. Pemerintah kami yakini juga telah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh. Tempat suci tidak hanya di Gunung, tapi di laut dan juga danau. Makanya harus ada ruang-ruang agar mata pencarian masyarakat lokal juga tidak hilang," ungkapnya.

Terkait tingkat kunjungan wisatawan yang melakukan pendakian ke Gunung Abang, kata dia  rata-rata mencapai 50 sampai 75 orang per hari. Bahkan, saat weekend (Sabtu dan Minggu) tingkat kunjungannya sampai ratusan orang. "Karenanya, kami berharap mesti ada kajian lebih dalam lagi. Sebab antara spiritual dengan pariwisata bisa berkolaborasi jika dikelola dengan baik," harapnya.