Penyuluh Bahasa Bali di Karangasem Lakukan Konservasi Lontar | Bali Tribune
Diposting : 21 June 2021 23:13
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/KONSERVASI - Petugas penyuluh Bahasa Bali tengah melakukan konservasi lontar di Kecamatan Abang, Karangasem.
balitribune.co.id | Amlapura - Sebagai upaya pelestarian sejarah, adat, tradisi dan budaya bali, termasuk berbagai teknik pengobatan atau usadha dan tata cara pelaksanaan upacara keagamaan dalam adat Hindu Bali yang tertulis dalam lontar kuno, petugas penyuluh Bahasa Bali di wilayah Kecamatan Abang melakukan kegiatan konservasi lontar yang merupakan warisan leluhur Bali.
 
Koordinator Penyuluh Bahasa Bali wilayah Kecamatan Abang I Komang Suita kepada wartawan Senin (21/6/2021) menyampaikan, dalam lontar yang masih dimiliki oleh masyarakat di Kabupaten Karangasem, banyak berisi berbagai pengetahuan mulai dari ilmu astronomi, kekawin, tetembangan wargasari, usada hingga karya-karya tulisan lontar lainnya.
 
“Sebagai penyuluh Bahasa Bali, konservasi lontar memang merupakan kegiatan pokok kami selaku penyuluh. Dalam konservasi ini kita mendata warga yang memiliki lontar-lontar lawas untuk diberikan perawatan,” ucapnya. 
 
Disampaikannya, hingga saat ini kebanyakan warga yang masih memiliki warisan lontar, hanya mendiamkannya saja, sehingga jika cara dan tempat penyimpanannya tidak tepat, bisa saja cepat rusak dan aksaranya tidak bisa terbaca dan dipelajari.  Namun ada juga masyarakat yang peduli dan tertarik untuk kembali mempelajari sambil mengkaji lontar warisan leluhur yang mereka miliki.
 
"Nah kebetulan saat ini kami petugas penyuluh Bahasa Bali tengah melakukan kegiatan konservasi lontar milik salah satu warga yakni I Komang Dika di wilayah Banjar Dinas Bias, Desa Ababi Kecamatan Abang, Karangasem," sebutnya, sembari menyampaikan dalam kegiatan konservasi ini pihaknya hanya bertugas mendata jumlah serta jenis lontar yang dimiliki.
 
Sedangkan untuk perawatan dilakukan dengan cara  membersihkan lontar-lontar tersebut menggunakan obat dan peralatan khusus yang dimiliki. Karena kadang lontar cepat lapuk terlebih lagi jika ditaruh di tempat yang lembab, lontar akan cepat dimakan rayap sehingga nyaris rusak. Sementara dalam kegiatan konservasi kali ini pihaknya berhasil mengidentifikasi 36 takep dengan jenis dan beragam judul lontar beragam," bebernya.
 
Ditambahkannya, dalam setahun ini, pihaknya telah melakukan kegiatan konservasi lebih dari lima kali di tempat yang berbeda. Sementara kendala yang dihadapi selama ini diantaranya kurang kerterbukaan dari pemilik lontar itu sendiri. 
 
“Karena kadang ketika kami melakukan pendekatan untuk konservasi warga masih ragu memberikan lontar miliknya untuk dikonservasi,” ujarnya.
 
Namun selaku petugas penyuluh Bahasa Bali, pihaknya harus bisa meyakinkan masyarakat utamanya pemilik lontar tentang pentingnya melakukan konservasi lontar, sebagai upaya mepertahankan warisan leluhur yang nilainya tidak terhingga.