Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Peradaban Modern Bali Tanpa Kehilangan Identitas

I Komang Warsa

Bendesa Adat Alasngandang dan Guru Ajeg Bali 

“Budaya bukan saja sesuatu yang kuno dan tradisional. Budaya adalah sesuatu yang organik. Setiap lagu baru, pakaian jenis baru, film baru, cerita yang baru. semua itu adalah hasil budaya. Budaya itu hidup dan terus berkembang.” -Maisie Junardy, Man's Defender. Lima bidang prioritas dalam pelaksanaan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” salah satunya adalah bidang adat, agama, tradisi, dan seni budaya. Hal ini jelas program Gubernur Wayan Koster dalam visinya untuk memuliakan tradisi adat dan budaya Bali, tetap ajeg dan lestari.

Menyelami nuansa hiruk pikuk peradaban modern yang konon mampu mendegradasi adat budaya daerah menjadi salah satu momok yang menakutkan. Paling tidak itulah kerisauan masyarakat Bali yang masih mencintai tradisi adat budayanya. Penganggapan ada dialektika Teknologi vs Kebudayaan tidaklah betul. Kedua hal itu bukan tesis-antitesis, karena teknologi pun adalah bagian konstitutif dari kebudayaan. Makanya kemajuan teknologi janganlah mengubur tradisi adat budaya daerah. Kanal budaya daerah jangan sampai mampet karena sampah infiltrasi budaya modern di tengah keterbukaan dunia.

Bali merupakan salah satu provinsi yang menjadi lautan budaya tersebut. Sebelum menjadi daerah penghasil devisa pariwisata tertinggi di Indonesia, Bali sudah bermetamorfosis dengan bahan dasar budaya sebagai magnet atau mantra penyihir kaum wisatawan. Sehingga Bali menjadi dikenal di seantero jagat bukan karena teknologi, agama melainkan karena tradisi adat dan budaya yang disublim oleh agama sehingga menjadi Bali metaksu dalam keindahan. Lantas seiring perkembangan zaman apakah budaya Bali mampu dilumat peradaban modern? Pertanyaan ini seakan membawa kita  untuk merefeklesi kembali seberapa kebertahanan tradissi adat dan taksu Budaya Bali. Nyatanya meski terus digempur oleh tsunami modernisasi yang kompleks identitas Bali masih tergambar jelas dan kokoh. Apalagi  diperkuat dengan ligitimasi hukum dengan lahirnya Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayan Bali menjadi suatu realitas bahwa pemerintah daaerah hadir untuk menyelamatkan tradisi adat dan budaya daerah. Hal yang menjadi kampanye Gubernur Bali Wayan Koster yang  mewujudnyatakan dalam Perda yang terdiri  dari 20 bab dan 81 pasal ini diluncurkan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Konsistensi Pemerintah Provinsi Bali ini sudah seharusnya mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan sebagai salah satu pemimpin yang berjuang menjaga landasan kebudayan Bali sebagai pusat perabadan dunia atau Bali Padma Bhuwana. Penguatan dan pemajuan adat dan kebudayaan Bali merupakan antisipasi terhadap dinamika perubahan masyarakat yang bersifat lokal, nasional, dan global yang berdampak pada keberadaan kebudayaan Bali dan pengembangannya.

Kekayaan dan daya Tarik utama Bali adalah tradisi adat dan budaya sehingga harus dijaga dan harus ada payung hukum yang jelas untuk penguatan dan perlindungan akar budaya itu sendiri. Sekiranya isi pidato akhir tahun 2022, Gubernur Bali Wayan Koster yang bertajuk 44 tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru patut direnungkan. Ikon 44 tonggak penanda Bali era baru dalam bingkaian adat dan budaya Bali membawa nuansa makna bagaimana menjadikan  Bali maju dan berkembang tanpa meniggalkan indentitas ke-Bali-an orang Bali. Identitas ke-Bali-an tetap terjaga di tengah peradaban modernisasi  merupakan satu hal yang patut diatensi. Bali tidak boleh dimarginalkan dari kemajuan dan modernisasi. Akan tetapi, kemajuan Bali di era modernisasi jangan sampai menenggelamkan tradisi adat dan budaya Bali oleh Tsunami modernisasi. Bali maju tanpa kehilangan roh dan taksu Bali itulah yang diharapkan masyarakat Bali.

Masyarakat harus gayung bersambut, pemerintah memperkuat tradisi dan budaya maka masyarakat Bali menyambut dengan baik agar Bali tetap eksis. Bali tidak boleh  seperti Majapahit kedua “sandyakalaning Majapahit”. Bali harus tetap tersenyum, gembira, dan damai (shanti) bergema dalam lautan tradisi dan budaya. Bali jangan sampai terjadi “Sandyakalaning Bali”. Bali tetap terukir dalam tradisi adat dan budaya di hati dunia di tengah derasnya arus modernisasi. Mutualisme antara pemerintah dengan masyarakat tentu harus terjalin. Pemerintah harus membentengi tradisi dan budaya daerah dan sebaliknya rakyat harus mendukung program pemerintah dengan cara mengaplikasikan dalam kehidupan. Negara harus hadir untuk membentengi tradisi adat dan budaya daerah sebagai khasanah kekayaan nusantara. Negara harus hadir melindungi  tradisi dan budaya daerah. Dan daerahpun harus mampu menjaga dan  membesarkan nusantara sebagai negara raksasa kebhinekaan di dunia. Dengan demikian negara harus mampu melindungi Bali sebagai bagian NKRI dan Balipun harus memiliki kontribusi membesarkan dan memuliakan NKRI melalui budaya daerah karena kebudayaan untuk memuliakan harkat martabat kemanusiaan secara holistik. Mari berpikir kesejagatan tetapi berprilaku lokal genius sebagai ciri orang Bali yang ramah tamah.

wartawan
I Komang Warsa
Category

Bank BPD Bali Dorong Budaya Cerdas Keuangan Lewat Program GENCARKAN

balitribune.co.id | Mangupura - Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, menegaskan bahwa langkah kecil dalam meningkatkan literasi keuangan hari ini adalah bagian penting menuju Indonesia Emas 2045. Hal itu ia sampaikan dalam acara bertajuk "Ngobrol Pintar Seputar Keuangan Yuk!" (NGOPI KUY) di Gedung Widya Padma, Politeknik Negeri Bali, Senin (25/8).

Baca Selengkapnya icon click

Produk Perikanan Indonesia Target Pasar Domestik

balitribune.co.id | Denpasar - Ekspor perikanan Indonesia ke luar negeri khususnya untuk memenuhi permintaan pasar Amerika Serikat (AS) menghadapi tantangan biaya masuk atau tarif impor 19 persen yang dinilai masih tinggi oleh pelaku ekspor produk perikanan Indonesia. Hal itu yang mendorong pelaku usaha di industri tersebut melirik pangsa pasar baru yakni Tiongkok, Korea, Taiwan dan Rusia. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Kota Singaraja Diteror Paket Misterius, Tim Penjinak Bom Polda Bali Netralisir Lokasi

balitribune.co.id | Singaraja - Sejak pagi subuh, warga Kota Singaraja diteror dengan sebuah paket misterius warna hitam terbungkus rapi dengan dilakban. Paket tanpa identitas itu diletakkan didepan rumah warga di jalan Yudistira Kelurahan Kendra, Kecamatan Buleleng, pada Senin (25/8). Warga yang curiga dengan isi paket tersebut tidak berani mendekat dan melaporkan ke aparat terdekat.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Bali Interfood 2025 Digelar di BNDCC Nusa Dua 10-12 September

balitribune.co.id | Mangupura - Bali kembali menjadi tuan rumah pameran makanan dan minuman berskala internasional, Bali Interfood 2025, yang akan digelar untuk keenam kalinya di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, pada 10–12 September 2025. Pameran ini menghadirkan beragam produk dan inovasi internasional di sektor makanan minuman, bahan kue, peralatan horeca (hotel, restoran, cafe) dan baking, serta teknologi, layanan pendukung.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.