balitribune.co.id | Negara - Momen rahinan Kuningan diisi dengan persembahyangan bersama oleh jajaran Pemkab Jembrana ke beberapa pura yang ada di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Rangkaian persembahyangan ini dimaksudkan sebagai upaya memperkuat spritualitas. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menyatakan pembangunan harus dilakukan secara sekala dan niskala.
Jajaran Pemkab Jembrana melaksanakan persembahyangan bersama kesejumlah pura di wilayah Banyuwangi. Rangkaian persembahyangan dilaksanakan dimulai saat rahinan Kuningan Sabtu (14/1) lalu. Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Wakil Bupati Jembrana I Gde Ngurah Patriana Krisna serta pejabat Pemkab Jembrana mengawali persembahyangan dengan melaksanakan pengelukatan di kawasan spiritual Candi Agung Gumuk Kancil di Dusun Wonoasih, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.
Cuaca hujan tidak mengurangi kekhusyukan pemedek untuk melaksanakan rangkaian pengelukatan hingga persembahyangan bersama yang dipimpin oleh pemangku pura yang terletak di kawasan hutan di kaki Gunung Raung ini. Rangkaian persembahyangan di rahinan Kuningan ini juga dilanjutkan di Pura Khayangan Gunung Raung yang terletak tidak jauh dengan candi Gumuk Kancil. Di pura yang kini tengah direnovasi ini, juga dilaksanakan (temu wirasa) tatap muka dengan umat Hindu yang tinggal di sekitar pura.
Pada rahinan Umanis Kuningan Minggu (15/1) rangkaian persembahyangan bersama dilanjutkan ke Pura Agung Blambangan. Persembahyangan bersama ini bhakti penganyar serangkaian pujawali di pura yang terletak di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi ini. Puncak pujawali di pura Agung Blambangan jatuh setiap enam bulan sekali atau bertepatan dengan hari raya Kuningan. Bhakti pengayar ini dipuput Ida Pedanda Rsi Agung Pinatih Kusuma Yoga dari Griya Kertha Yoga Talikup Gianyar.
“Puncak pujawali Ida Bhatara sudah dilangsungkan dari hari Sabtu bertepatan rahina Kuningan. Rangkaian pujawali nyejer selama tiga hari sampai dilaksanakan panyineban pada Selasa (17/1),” jelasnya. Bupati Tamba mengatakan pelaksanakan kegiatan spiritual adalah untuk keseimbangan baik secara sekala dan niskala. Untuk itu pihaknya mengaku meyakini bahwa kekuatan dunia niskala spritual itu tetap dibutuhkan kepada kita semua. “Apalagi sebagai pemimpin di Jembrana saya harus tetap dengan petunjuk-Nya,” ujarnya.
“Saya merasa juga dalam kegiatan sehari-hari digerakkan atas petunjuk dan lindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” imbuhnya. Begitupula terkait pelaksanaan Bhakti Penganyar ini merupakan wujud bhakti dan penghormatan terhadap Ida Bhatara-Bhatari yang berstana di Pura Agung Blambangan. “Kita bersama-sama memohon kehadapan Ida Bhatara-Bhatari yang berstana di Pura Agung Blambangan agar menganugerahkan keselamatan dan kesejahteraan bagi semua umat baik itu di Jembrana maupun Bali pada umumnya,” tandasnya.