Bangli, Bali Tribune
Berkaca dari banyaknya kasus guru harus berhadapan dengan hukum tatkala orangtua siswa menganggap guru melakukan tindakan kekerasan saat mengajar, mengundang keprihatinan banyak pihak. Salah satunya dilontarkan anggota DPD RI Gede Pasek Suardika SH, MH, saat menjadi narasumnber seminar dengan keluarga besar STKIP Suar Bangli, Minggu ( 28/8).
Dalam seminar dengan tajuk “Empat Konsensus Dasar Bernegara” itu senator Senayan ini mengungkapkan berbagai kasus yang terjadi sepatutnya dicermati dengan membentuk sebuah wadah Majelis Kode Etik. Dengan dibentuknya Majelis Kode Etik maka setiap permasalahan yang bertalian dengan dunia pendidikan, maka majelis ini yang berwenang menentukan ada tidaknya kesalahan yang terjadi dan termasuk pula menjatuhkan sanksi.
Selain itu, Gede Pasek Suardika mengajak mahasiswa menjauhi hal-hal yang sifatnya anarkis dan mengisi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Seorang mahasiswa itu harus kreatif dan bisa berinofasi dalam memajukan bangsa yang berazaskan Pancasila dan UUD1945,“ sebutnya.
Sementara Ketua Yayasan Kesna Andhi Mandiri Bangli, Drs I wayan soklat Arsana mengatakan tema seminar yang diselenggarakan sangatlah tepat di saat kondisi bangsa terjadi degradasi terutama hilangnya nilai gotong-royong dan masalah rasa individulisme yang muncul, hilangnya nilai-nilai kebersamaan dan persatuan.
Dia menambahkan bebasnya informasi dan komunikasi yang saling mempengaruhi, sehingga nilai-nilai Pancasila akhir-akhir ini juga terjadi degradasi. Sebagai perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa baik sebagi sumber semangat, motivasi, penggerak transformasi terhadap perubahan melalui inovasi dan kerja nyata.