Denpasar, Bali Tribune
Permintaan bedah rumah masih cukup tinggi di Bali, tak terkecuali di Buleleng. Setidaknya, hal tersebut terekam dalam penjaringan aspirasi yang dilakukan anggota DPRD Provinsi Bali Komang Nova Sewi Putra, dalam masa reses akhir Juni lalu. Ketika itu, Nova menjaring aspirasi di 9 titik di Buleleng yang tersebar di Kecamatan Busung Biu, Banjar, Seririt, dan Gerokgak.
Menurut dia, program bedah rumah yang merupakan salah satu program unggulan dalam program Bali Mandara Jilid II, mayoritas disuarakan masyarakat di empat kecamatan tersebut. Pasalnya, ada beberapa desa yang sama sekali belum mendapatkan jatah program bedah rumah. "Masih ada beberapa desa yang belum dapat jatah program bedah rumah. Sementara beberapa desa lain lagi, justru sudah banyak," jelas Nova, di Denpasar, Minggu (3/7).
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Bali itu pun meminta Pemprov Bali, untuk memperhatikan aspirasi masyarakat tersebut. Meskipun, Nova tak menampik, antrian untuk permintaan bedah rumah ini cukup banyak saat ini. Politisi Partai Demokrat asal Buleleng itu juga mendorong Pemprov Bali, agar dalam melakukan survei lapangan, benar-benar komprehensif. Sehingga bantuan bedah rumah ini tepat sasaran. Sebab dalam beberapa kejadian sebelumnya, justru bantuan bedah rumah ini didapatkan oleh masyarakat yang sesungguhnya rumahnya masih layak.
"Bedah rumah itu sangat bagus. Apalagi orang bikin rumah itu mahal. Masyarakat kan butuh tempat tinggal yang nyaman. Sehingga program bedah rumah ini diidamkan masyarakat yang rumahnya tidak layak huni. Bahkan setiap reses, pasti bedah rumah disuarakan," ujar Nova, yang juga anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali.
Sementara itu, dalam penjaringan aspirasi yang dilakukan anggota DPRD Provinsi Bali IGK Kresna Budi, masyarakat Buleleng menyuarakan peningkatan pendapatan. Karena itu, lebih banyak masyarakat meminta bantuan ternak babi, ayam, dan sapi. Bagi politisi Partai Golkar itu, hal ini menjadi fenomena baru di tengah masyarakat. Sebab biasanya, masyarakat menerima saja bantuan pemerintah tanpa mempertimbangkan dampak ekonominya. "Mereka merasa, dengan bantuan ternak, mereka bisa beternak dan hasilnya nanti bisa berdampak ekonomi," tandas anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali itu.
Dalam resesnya di beberapa titik di Buleleng, kata dia, rata-rata masyarakat kompak menyuarakan bantuan ternak ini. "Mereka katakan, mereka inginkan bantuan yang bersinggungan dengan ekonomi mereka. Selain itu kenapa minta ternak, karena katanya paling gampang diuangkan saat mereka membutuhkannya," urai Kresna Budi. Ia menilai, fenomena ini menjadi bukti bahwa kesadaran masyarakat sudah mulai tinggi tentang perekonomian. "Bayangkan, di beberapa tempat, permintaan bantuan ternak ini mengalahkan permintaan bedah rumah. Malah lebih banyak permintaan rehab ketimbang bedah rumah," pungkas Kresna Budi.