Pertama Kali Ikut, Sandi dan Taler Juarai Lomba Sampan Tradisional | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 22 Desember 2024
Diposting : 10 August 2017 20:00
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Sampan Tradisonal
BERPACU - Puluhan peserta Lomba Sampan Tradisonal, Rabu pagi (9/8), berpacu mengalahkan derasnya arus Sungai Perancak sejauh enam kilometer menuju garis finis.

BALI TRIBUNE - Dibadingkan tahun lalu, peserta Lomba Sampan Tradisional yang dirangkaikan dengan event Jembrana Festival ke dua jelang HUT Kota Negara ke-122 yang dilepas, Rabu (9/8) pagi, di Pura Gede Perancak, mengalami peningkatan. Setelah dilepas oleh Bupati Jembrana I Putu Artha, puluhan sampan yang berpacu melawan arus deras Sungai Perancak menempuh jarak 6 kilometer lebih hingga berakhir di Jembatan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Jembrana.

Pada lomba tahun ini, pasangan Gede Sandi dan Wayan Taler asal Samblong menjuarai lomba sampan tradisional. Kedua pasangan asal Lingkungan Samblong ini baru pertamakalinya mengikuti lomba sampan tradisional. Sandi bahkan mengaku tidak ada persiapan khusus dalam lomba ini. Sandi mengaku tidak mengalami hambatan dengan jalur yang diadakan oleh panitia dan sangat senang bisa meraih juara kendati memang diakuinya peserta dari hulu harus berusaha melawan arus sungai yang cukup deras.

Koordinator Lomba, Sarya Widana mengatakan Lomba Sampan Tradisional ini merupakan event yang rutin digelar pada bulan Agustus setiap tahunnya. Lomba tahun ini diikuti 84 peserta, jumlah tersebut meningkat dari lomba tahun lalu yang hanya diikuti 70 peserta. Setiap peserta yang ikut mendaftar mendapat kaos dan snack, sedangkan untuk peserta yang finish mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 200 ribu per sampan (2 orang). “Tidak ada kriteria khusus, namun peserta diwajibkan menggunakan sampan kayu dan penggunaan sampan fiber tidak diperbolehkan,” kata Sarya.

Juara Pertama pada lomba sampan kali ini mendapatkan hadiah piala dan uang pembinaan senilai Rp 2 juta, Juara Kedua mendapatkan hadiah piala dan uang pembinaan Rp 1,5 juta, dan Juara Ketiga mendapatkan hadiah piala dan uang pembinaan sebesar Rp 1,3 Juta. Sedangkan peringkat 4 hingga 10 mendapat uang pembinaan mulai Rp 1 juta hingga Rp 400 ribu.

 

Menurut Bupati Artha agenda Lomba Sampan Tradisoonal ini sangat positif dan ke depan harus ada evaluasi, aturan lombanya harus dipertegas dan di perjelas, sehingga selain bisa diikuti dengan baik, pelaksanaannya pun akan semakin berkualitas. Bupati Artha mengharapkan pada event lomba ke depan agar disediakan kategori khusus, semisal saat lomba diadakan kategori peserta yang bisa mengangkut sampah dengan jumlah terbanyak. “Dengan begitu, sungai bisa dijaga kebersihannya dan peserta yang tidak hanya berpacu sebagai yang tercepat,” pungkas politisi asal Melaya ini.