Diposting : 14 June 2018 21:52
redaksi - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Cagub nomor urut 1, Wayan Koster, Selasa (12/6) bertatap muka dengan para penglingsir dan manggala Pasemetonan Puri se-Buleleng, di Puri Kanginan, Kota Singaraja.
Dalam tatap muka sekaligus Dharma Suaka serta buka puasa itu, para penglingsir dan manggala Pasemetonan Puri se- Buleleng memberikan dukungan doa restu Paslon Koster-Ace agar terpilih sebagai gubernur-wakil gubernur Bali periode 2018-2023. Pesemetonan puri yang hadir di antaranya, Manggala Puri Tukadmungga, Puri Bangkah dan Puri Kanginan.
Wayan Koster yang hadir bersama Tim Pemenangan Koster-Ace diterima dengan suasana penuh kekeluargaan oleh AA Ngurah Parwata Panji, AA Ngurah Santanu, AA Ngurah Sudipta Panji selaku Penglingsir Pasemetonan Puri se-Buleleng.
Pada acara yang juga dihadiri sejumlah tokoh dan warga Muslim itu, Penglingsir Puri Kanginan, AA Ngurah Parwata Panji selaku tuan rumah, mengatakan pihaknya merasa sangat berbahagia diberikan kesempatan menerima kehadiran cagub Wayan Koster.
"Semoga pertemuan ini bisa membawa manfaat bagi kita semua. Kami juga berharap dan mendoakan, semoga Pak Koster bersama Cok Ace bisa terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Bali periode 2018-2023," harapnya.
Selanjutnya Tokoh Perwakilan Pesemetonan Puri se-Kabupaten Buleleng AA Ngurah Sudipta Panji yang juga Penglingsir Puri Agung Singaraja mengaku ikut merasa berbangga atas adanya putra terbaik Buleleng dalam kontestasi politik pemilihan sebagai orang nomor satu di Bali.
Maka itu, pihaknya pun memberikan doa restu kepada Wayan Koster sebagai putra Buleleng yang berpasangan bersama Tjok Oka Arta Ardana Sukawati sebagai Calon Wakil Gubernur (Koster-Ace) akan terpilih pada Pilgub Bali 27 Juni 2018 ini. "Kami bersama-sama mendoakan, semoga Ida Sanghyang Widhi Wasa merestuai perjuangam Paslon Nomor 1, Koster-Ace terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali," harapnya.
Pada kesempatan itu pula ia menyampaikan 7 pokok pikiran aspirasi dari Pesemetonan Puri se-Buleleng kepada Koster-Ace. Awalnya menurut dia, ada sekitar 150 aspirasi. Namun setelah dikerucutkan, akhirnya hanya tinggal menjadi 7 pokok pikiran. "Kalau dari tujuh pokok pikiran itu diperas lagi menjadi satu, maka intinya akan menjadi pesaje (benar-benar atau sungguh-sungguh berkomitmen)," sebutnya.
Adapun di antara ketujuh pokok-pokok pikiran itu, adalah menjadi gubernur-wakil gubernur yang berpijak pada nilai-nilai yang terkandung dalam Tri Hita Karana yang bermakna keseimbangan di dalam membangun Bali secara keseluruhan. Selanjutnya berintegritas tinggi, berjiwa besar dan bertanggung jawab sebagai figur penyelenggara birokrasi pemerintahan yang profesional belandaskan bakti.
Kemudian, sebagai pemimpin yang mengayomi semua masyarakat lintas etnis dan agama. Disusul selanjutnya, mampu menjadi pemimpin yang membawa Bali mempunyai posisi tawar strategis di tingkat nasional dan internasional dengan berlandaskan budaya dan dharma. Dan juga meletakan dasar pola pembangunan One Insland Management.
Kemudian selain itu, meningkatkan kualitas SDM Bali agar mampu bersaing tinggi. Terakhir, menjadi gubernur yang selalu berperilaku sederhana dan cepat tanggap terhadap kepentingan masyarakat. Kemudian ia berharap agar ketujuh pokok-pokok pikran itu, yang adalah aspirasi sekaligus amanah dari Pasemetonan Puri se-Buleleng agar mampu direalisasikan oleh Koster-Ace setelah terpilih nanti. "Semoga nantinya pesaje. Atau Tidak boleh ragu-ragu atau harus serius atau berkomitmen," tegasnya.
Atas doa restu dan aspirasi sekaligus amanah dari Pesemetonan Puri se- Buleleng itu, Wayan Koster mengaku merasa sangat terharu. Ia pula mengucapkan terimakasih atas doa restu yang telah diberikan.
"Terima kasih atas doa restu yang sudah diberikan oleh para penglingsir dan manggala puri se- Buleleng. Saya sangat bahagia dan terharu sekali," ungkapnya.
Sedangkan terkait 7 pokok-pokok pikiran dari Pasemetonan Puri se-Buleleng, menurut dia sangat senafas dan sejalan dengan visi misi Koster-Ace yang dibingkai dalan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Dalam konsep ini ada tiga hal pokok yang harus jadi pertimbangan dalam membangun Bali yakni alam Bali, manusia dan kebudayaan Bali. "Maka pembangunan Bali ke depan akan dilakukan secara holistic (keseluruhan),” tegasnya.