Petani Lakukan Sejumlah Proses Hasilkan Rasa Kopi Nikmat | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 29 Juni 2024
Diposting : 25 June 2024 19:54
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / KOPI - proses pemilahan biji kopi

balitribune.co.id | Kintamani - Petani kopi di Kintamani Kabupaten Bangli merasa terbantu berkat maraknya kedai kopi di Bali. Sejumlah kedai kopi di Kota Denpasar dan beberapa daerah di Indonesia menggunakan kopi Kintamani jenis arabika. Demikian disampaikan salah seorang petani kopi di Desa Belantih, Kintamani, I Made Ratayasa di desa setempat beberapa waktu lalu. 

Made Ratayasa pemilik usaha Dete Coffee ini memanfaatkan lahan seluas 1 hektare yang ditanami jeruk dan kopi. Dibantu 5 orang tenaga kerjanya dalam melakukan proses pemetikan biji kopi, pemilahan, fermentasi hingga pengeringan. 

Pihaknya yang memenuhi permintaan biji kopi untuk sejumlah kedai kopi ternama di Tanah Air, dituntut untuk menghasilkan citarasa kopi berkualitas. Dalam hal ini ia dibantu oleh sebuah jaringan coffee roaster dan kafe yang khusus untuk mencari dan memanggang biji kopi terbaik, Expat. Roasters untuk mengedukasi petani guna menghasilkan kopi berkualitas. 

Ratayasa membeberkan beberapa proses yang harus dilakukan untuk mendapatkan citarasa kopi yang nikmat sesuai selera pasar. Setelah dipetik, dilakukan pemilihan biji kopi dengan cara disortir yakni proses pemisahan biji yang berwarna merah dengan warna hijau. Selanjutnya adalah proses perambangan yaitu mencari biji yang bagus atau masih utuh dengan cara direndam menggunakan media air. 

"Hal ini (perambangan) yang akan menentukan rasa kopi lebih nikmat. Proses selanjutnya adalah fermentasi yang bertujuan untuk menghasilkan citarasa kopi yang nikmat. Biji kopi dipermentasi selama 24 jam, proses fermentasi ini akan memengaruhi rasa kopi yakni ada rasa fruity (rasa asam seperti jeruk). Itulah ciri khas dari kopi Kintamani," bebernya.

Selanjutnya adalah proses pengeringan biji kopi dilakukan hingga 3 minggu sesuai kondisi cuaca. "Kalau cuaca kurang bagus, proses pengeringan bisa mencapai lebih dari 3 minggu," cetus Ratayasa.

Ia mengaku mulai bertani kopi arabika dari tahun 2001 silam. Dalam seminggu mampu menghasilkan 5 ton kopi hasil kebunnya sendiri maupun dari petani lainnya di desa setempat untuk memenuhi permintaan dari pelanggannya. "Pemasaran memenuhi permintaan kedai kopi di Bali dan luar Bali seperti Jakarta, Kalimantan, Semarang, Bandung dan daerah lainnya. Kalau ekspor belum, tapi itu rencana kedepan," katanya.

Sementara itu Brand Ambassador dan Head of Training Expat. Roasters, Yande Wirawan menyebutkan, kebutuhan kopi Bali untuk perusahaan ini sebanyak 4 ton hingga 5 ton per minggu. "Kita mengedukasi petani di Kintamani untuk menghasilkan kopi yang berkualitas," imbuhnya.