balitribune.co.id | Bangli - Salah satu langkah yang disarankan untuk mengedalikan penyebaran virus Corona (Covid-19) yakni lewat physical distancing atau jaga jarak fisik. Jika melihat kondisi Pasar Kidul sangat sulit menerapkan physical distancing. Pasalnya jarak antar pedagang khususnya yang berjualan di lantai bawah sangat berdekatan atau kurang dari satu meter. Ruang terjadinya sentuhan atau kontak fisik antara pengunjung pasar sangat besar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli I Wayan Gunawan saat dikonfirmasi tidak menampik kondisi tersebut. Namun yang terpenting dalam kondisi saat ini adalah kesadaran dari masyarakat untuk mematuhi himbaun pemerintah.”Jika berbelanja tolong jaga jarak kalau dirasa ramai jangan ikut berdesak - desakan, begitu pula bagi pedagang dan pengunjung pasar wajib mengenakan masker serta setiap selesai melakukan transaksi ingat mencuci tangan,” jelasnya Senin (20/4).
Lantas disinggung pakah ada rencana memindahkan pedagang untuk sementara waktu kata Wayan Gunawan hal tersebut tidak mungkin dilakukan, dan solusi tersebut bukan jaminan bisa menerpakan physical distancing. “Tidak mungkin mengeluarkan pedagang dan mereka berjulan diluar, yang diperlukan dalam kondisi saat ini adalah kesadaran dari masyarakat,”sebutnya.
Menyikapi temuan kasus positif Covid-19 yang menimpa tukang suwun pasar Kidul, pihaknya bersama BadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah turun melakukan penyemprotan dan dilakukan setelah tutup pasar.
Sementara pasca kasus tukang suwun postif Covid-19, kondisi pasar terbesar di Bangli ini mendadak sepi. Banyak pedagang lebih memilih tidak berjulan.
Menurut petugas pasar Kidul, Mangku Duwungan mengatakan kondisi pasca adanya pemberitaan salah seorang tukang suwun terpapar Covid -19 pasar mendadak sepi. “Begitu ada pemberitaan terkait hasil rapid test esoknya pasar langsung sepi dan begitu dikatakan kalau hasil test swab positif kondisi pasar lebih sepi lagi,” sebut Mangku Duwungan. Dari tujuh ratus pedagang hampir 50 persenya tidak berjualan, begitupula pengunjung pasar sangat sepi. “Mungkin pedagang dan pembeli dihinggapi perasaan taku. Sehingga kondisi pasar menjadi sepi,” kata pria asal Banjar Geria, Kelurahan Kawan, Bangli ini.
Lanjut Mangku Duwungan untuk pencegahan penyebaran virus corona, petugas dari Disperindan dan karyawan pengelola pasar serta petugas dari BPBD melakukan penyemprotan.”Untuk penyemprotan dilakukan setelah tutup pasar sekitar pukul 14.00 wita,”sebut Mangku Duwungan.