
balitribune.co.id | Negara - Budidaya Kakao kini didorong untuk menjadi sector unggulan perkebunan di Jembrana. Terlebih dengan potensi alam yang sangat mendukung, budidaya kakau di kabupaten bagian barat pulau dewata ini terus berkembang pesat. Petani kakau di Jembrana kini diminta menjaga kualitas Kakao yang telah masuk pasar ekspor manca Negara.
Budidaya kakao di Jembrana terus berkembang pesat. Selain telah mampu menembus pasar ekspor, diikuti juga produksi di sektor hulu yang juga semakin meningkat. Seperti salah satunya produksi Kakao Kelompok Tani Kakao Merta Abadi. Kelompok tani di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya ini kini bahkan sudah bisa menghasilkan 2 ton biji kakao basah setiap minggunya. Ketua Kelompok Tani Kakao Merta Abadi, Kadek Suantara menyebut saat ini ada 29 petani kakau yang tergabung.
Ia mengakui dari luas lahan yang dikelola mencapai 200 hektar, saat ini baru sekitar 15 hektar lahan produktif yang sudah menghasilkan. "Dari 15 hektar lahan produktif tersebut rata - rata menghasilkan 2 ton biji kakao basah per minggunya. Bahkan disaat panen raya (Mei-September) bisa mencapai 6-7 ton biji kakao basah setiap minggunya. 2022 ini kita sudah berhasil memasarkan sebanyak 20 ton, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 11 ton biji kakao kering," ujarnya.
Peningkatan produktiftas kakau di Jembrana ini pun mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari kepala daerah di Jembrana. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba yang mengaku bangga atas hasil dan kesuksesan petani kakao di Jembrana, meminta seluruh petani kakao di Jembrana agar tetap menjaga kualitas kakao. Pihaknya juga mengingatkan agar kekompakan seluruh kelompok tani kakau yang menjadi kunci keberhasilan sehingga bisa sukses seperti saat ini agar terus dijaga.
"Kakao Jembrana itu sudah mendunia, pasarnya sudah ada. Tinggal menjaga kualitas serta keberlangsungannya secara continue," ujarnya. Pihaknya pun mendorong petani kakau di Jembrana yang saat ini sudah mampu mengekspor kakau kedepannya juga bisa langsung mengekspor hasil olahan biji kakao, “2026 akan ada enam sampai sepuluh juta wisatawan ke Jembrana. Saat itu tidak lagi cofee morning tapi choco morning. Semua harus berasal dari produk lokal kita,” ujarnya.
Pihaknya pun mengaku telah mengintruksikan OPD terkait mendukung dan memfasilitasi peningkatan produktifitas kakau Jembrana. Melalui pemenuhan sarana prasarana juga disebutkan akan meningkatkan mutu dan kualitas kakau. Sehingga menurutnya kedepan harga komoditas kakau Jembrana juga meningkat “Saya juga sudah perintahkan dinas terkait untuk mengakomodir segala kebutuhan para petani kakao kita. Karena ini produk unggulan yang sudah mendunia," tandasnya.