Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Produsen Arak Kesulitan Dapatkan Tuak untuk Bahan Baku

Bali Tribune / DIRAZIA - produsen arak gula di Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem saat dirazia Sat Pol PP Provinasi Bali.

balitribune.co.id | Amlapura - Musim hujan dan makin berkurangnya petani yang menyadap lontar, nira dan kelapa, membuat tuak makin langka di Karangasem. Akibatnya para produsen arak di sejumlah wilayah di Karangasem, utamanya di Kecamatan Abang, mengeluh kesulitan mendapatkan tuak yang merupakan bahan untuk pembuatan arak. Inilah yang mengakibatkan produsen arak terpaksa membuat arak dengan permentasi gula, agar usaha mereka tetap jalan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.

Beberapa produsen arak di Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem mengakui jika kelangkaan tuak lau sebagai bahan utama pembuatan arak tradisional tersebut telah terjadi sejak Agustus 2022 lalu, dimana saat itu sudah memasuki musim hujan dan hingga saat inipun musim hujan masih berlangsung. Musim hujan yang cukup panjang inilah yang menyebabkan tidak ada petani yang memanjat Pohon Kelapa maupun Pohon Lontar untuk membuat tuak.

Kalaupun ada petani yang membuat tuak, para petani tersebut saat ini lebih memilih menjual tuaknya langsung ke warung, karena harga tuak lau yang beralkohol cukup lumayan dan permintaannya pun banyak. “Kalau ada tuak ya kami membuat arak dari bahan tuak. Nah masalahnya sekarang ini tuak sangat sulit sekali mendapatkannya, bahkan sudah tidak ada petani yang membuat tuak. Jadi ya kami sangat kesulitan untuk mendapatkan tuak untuk bahan baku arak,” ungkap I Nyoman Wati, salah seorang produsen arak asal Desa Datah, Abang, kepada media ini saat tempat usahanya disidak Sat Pol PP Provinsi Bali, Sabtu (28/1).

Karena tuak yang sudah semakin langka inilah yang akhirnya membuat dia dan sebagian besar produsen arak di Desa Datah membuat arak dari permentasi gula yang belakangan disebut dengan Arak Gula. Dia dan para produsen arak lain di desanya mengaku tidak punya pilihan lain, karena butuh biaya untuk menghidupi keluarganya. “Kami punya anak, punya istri dan butuh biaya untuk hidup. Nah kalau kami tidak buat arak (arak gula,red) kami makan apa? Sedangkan tuak sudah sulit dapat. Nah kalau pemerintah mau menutup tempat usaha kami ya tidak apa, tapi tolong carikan kami pekerjaan bair kami bisa menghidupi kelurga kami,” sambung I Made Putu, produsen arak lainnya.

Disebutkannya, hampir 90 persen produsen arak di Desa Datah saat ini membuat Arak Gula. Namun Nyoman Putu mengatakan jika sudah mulai ada pasokan tuak dari petani, dia dan produsen arak lain di desanya akan kembali membuat Arak Bali berbahan dasar tuak.

wartawan
AGS
Category

Penertiban Pesisir Bingin Dinilai Tebang Pilih, Masyarakat Tuntut Keadilan

balitribune.co.id | Denpasar - Polemik terus bergulir di kawasan pesisir Pantai Bingin, Kabupaten Badung, Bali. Masyarakat lokal menggugat langkah Pemerintah Provinsi Bali yang dinilai tebang pilih dalam penertiban bangunan di zona pesisir dan tebing yang termasuk dalam kawasan lindung.

Baca Selengkapnya icon click

Dukung Penegakan Hukum, Made Sunarta Hadiri Pemusnahan Barang Bukti Perkara Tindak Pidana Umum di Kantor Kejari Badung

balitribune.co.id | Mangupura - Wakil Ketua III DPRD Badung I Made Sunarta menghadiri pemusnahan barang bukti (BB) perkara tindak pidana umum (PIDUM) di Kantor Kejari Badung, pada Rabu (2/7). BB yang dimusnahkan ini telah memiliki kekuatan hukum tetap (incraht) periode November 2024 - Juni 2025. Kehadiran Made Sunarta ini sebagai bentuk dukungan DPRD Badung dalam penegakan hukum di Gumi Keris.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Karam di Selat Bali, Tim SAR Evakuasi 27 Penumpang Korban KMP Tunu Pratama Jaya

balitribune.co.id | Negara - Setelah Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali pada Kamis (3/7/2027) dini hari, operasi pencarian kini masih terus dilakukan. Hingga Kamis siang ada sejumlah penumpang yang ditemukan meninggal dunia di perairan Pebuahan, Negara.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Tiga Tahun Kasus Mandeg di Polresta Denpasar, Investor Australia Bersurat ke Kapolri

balitribune.co.id | Denpasar - Penanganan perkara dugaan penipuan dan penggelapan dilaporkan investor asal Australia, Jeffrey Norman Cruickshank (78) ke Satreskrim Polresta Denpasar terkesan jalan di tempat. Buktinya, lebih dari tiga tahun Jeffrey Norman Cruickshank melaporkan I Nyoman Suastika dan Rieke Indriati hingga penyidik menerbitkan SPDP (Surat Perintah Dimulainya Penyidikan) pada 10 Juni 2024, tetapi belum ada penetapan tersangka. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.