balitribune.co.id | Mangupura - Anggaran fantastis program pengelolaan permuseuman akhirnya dicoret setelah menjadi sorotan DPRD Badung. Pemkab Badung sebelumnya memasang anggaran sebesar Rp 84,5 miliar dalam Rancangan KUA/PPAS Perubahan 2023. Rancangan ini melonjak tinggi dari Pagu Induk 2023 yang hanya Rp 1,4 miliar.
Karena gelontoran anggaran yang begitu aneh, sehingga program permuseuman ini disorot habis oleh kalangan DPRD Badung.
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menjelaskan bahwa program pengelolaan permuseuman ini dievaluasi setelah menyimak masukan dan pertimbangan dari Dewan Badung. Nilainya pun disesuaikan ke pagu awal tahun anggaran 2023 yaitu Rp 1,4 miliar lebih.
“Dari segi substansi itu semua tetap berjalan. Jadi kita sesuaikan ke Rp 1,4 miliar dari Rp 84,5 miliar, karena responsif dan pertimbangan dari Dewan,” ujarnya seusai menghadiri penutupan Rapat Paripurna di Gedung DPRD Badung, Kamis (10/9).
Lalu kemana anggaran sebesar Rp 83 miliar lebih itu digeser? Menurut Wabup Suiasa, anggaran bakal diarahkan ke kebijakan dan program yang lebih prioritas, termasuk yang bersifat mendesak.
“Kita arahkan ke kebijakan-kebijakan yang lebih prioritas sesuai dengan masukan dan rekomendasi dari DPRD,” kata Wabup Suiasa.
Ada beberapa kegiatan yang disuntik dari pemangkasan anggaran permuseuman ini. Hanya saja Suiasa enggan membeberkan secara detail.
“Nanti digeser ke berbagai kegiatan. Tidak mungkin saya sebutkan satu per satu, karena banyak sekali masukan anggota Dewan,” ucapnya.
Namun, politisi asal Pecatu ini meyakinkan bahwa anggaran sebesar Rp 83 miliar itu akan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
“Intinya muaranya untuk kepentingan masyarakat itu. Tetapi kita tidak hapus keseluruhan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa meski dievaluasi, namun program pengelolaan permuseuman tetap jalan.
“Tetap program itu berjalan dan dianggarkan, cuma dari segi nilai saja kita kurangi yang kita distribusikan pada prioritas lain yang kita pandang butuh prioritas dan mendesak juga,” tegasnya.
Sebelumnya munculnya anggaran pengelolaan permuseuman sebesar Rp 84,5 miliar dalam rancangan KUA/PPAS Perubahan 2023 disorot habis oleh Wakil Ketua DPRD Badung Wayan Suyasa.
Politisi Golkar asal Penarungan ini menilai aneh karena dalam Pagu induk permuseuman hanya dianggarkan sebesar Rp1,4 miliar. Namun, dalam perubahan anggarannya naik fantastis sebesar Rp 83,1 miliar menjadi Rp 84,5 miliar.
“Apakah ini salah ketik atau bagaimana? Artinya ada kenaikan mencapai Rp83,1 milair lebih. Museum apa dibuat?” sentil Suyasa.
Ia menilai aneh dalam anggaran perubahan justru penambahannya berlipat-lipat dari pagu induk. “Mohon diluruskan,” pungkasnya.