
balitribune.co.id | Bangli - Dari bulan Januari hingga Juli 2025 tercatat puluhan warga menjadi korban gigitan ular. Namun demikian gigitan hewan reptil ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Kasubag Hukum, Humas dan Pemasaran RSUD Bangli, Sang Kompiang Arie Wijaya mengatakan, berdasarkan data register IGD RSUD Bangli tercatat dari bulan Januari hingga Juli 2025 sebanyak 27 pasien dengan diagnosa gigitan ular (T63) sempat menjalani perawatan di RSUD Bangli.
"Pasien yang digigit ular ada pada bagian kaki atau tangan," ujarnya, Senin (25/8).
Lanjut Sang Kompiang Arie, begitu pasien masuk IGD langsung mendapat penangan medis oleh petugas. Melihat hasil diagnosa pasien mendapat asupan Anti Bisa Ular (ABU).
"Astungkara setelah mendapat penanganan medis tidak sampai ada pasien meninggal gegara digigit ular," ungkapnya.
Menurutnya gigitan ular rata-rata terjadi saat melakukan aktivitas di ladang semisal saat menyabit rumput dan membersihkan semak belukar
Disinggung untuk Stok Anti Bisa Ular (ABU) kata Sang Kompiang Arie masih aman. Dimana saat ini stok ABU masih 11 viral. Pihak Rumah Sakit tidak berani menyetok ABU dalam jumlah banyak karena takut expired.
"Karena RSUD Bangli berstatus BLUD jadi untuk pengadaan ABU di internal RSUD disesuaikan dengan kebutuhan dan update stok terus berjalan," kata Sang Kompiang Arie.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat melakukan aktivitas terutama saat di ladang, usahakan menggunakan sepatu bot, pakaian lengan panjang, sarung tangan dan celana panjang." Hindari semak- semak dan usahakan tempat beraktivitas selalu bersih, yang terpenting lagi selalu tetap waspada," ujar sang Kompiang Arie Wijaya.