
BALI TRIBUNE - Upacara Penyineban Puncak Karya Agung Mamungkah, Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih, Padudusan Agung, Tawur Panca Wali Krama, Mahayu Jagat, Marisuda Gumi lan Pedanan, Pengebek, penegteg jagat, piodalan, lan mapeselan di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung berlangsung dengan lancar dan sukses. Upacara Penyineban yang dilaksanakan pada Sukra umanis wuku Langkir, Jumat (11/1), dihadiri langsung Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dan Nyonya Ayu Suwirta serta Ide Dalem Semaraputra dan ribuan masyarakat Desa Pakraman Gelgel serta pemedek dari seantero Bali yang sempat tangkil. Menurut Bendesa Pakraman Gelgel sekaligus Panitia Karya Agung di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung ini menyatakan Upacara Penyineban Karya sekaligus Mejauman serta Mendem Pula Kerti ini dilaksanakan pada Sukra Umanis Wuku Langkir bertepatan Jumat 11 Januari 2019 ini dipusatkan di Pura Kahyangan Jagat Dasar Buana, Gelgel, Klungkung serta di Pura Pusering Jagat, Pura Yase, Pura Penyucian dan Pura Melanting. Menurutnya upakara Penyineban ini merupakan upacara Paletan yang ke 32 dari rangkaian puncak karya yang telah dilaksanakan selama persiapan hingga pelaksanaan Puncak karya yang dilaksanakan selama 3 bulan lebih melibatkan ribuan Pengayah, Jayja Mana Karya dan Puluhan Pendeta se Bali. Karya Agung yang datangnya hampir 500 tahun yang lampau merupakan karya Agung spektakuler dan Maha Agung yang pernah dilaksanakan selama kurun waktu tersebut. Pelaksanaan Puncak Karya Penyineban di Pura Dasar Bhuana ini dihadiri langsung oleh Bupati KLungkung Nyoman Suwirta dan Nyonya Ayu suwirta,Ide dalem Semaraputra serta angga Puri se-Bali lainnya. Puncak Karya Penyineban ini dipuput oleh 7 pendeta/ Ide Peranda. Menurut Bendesa Pakraman Gelgel Putu Gede Arimbawa usai pelaksanaan Puncak Karya Penyineban ini menyatakan menyatakan rasa terima kasih kepada pucuk pimpinan Kabupaten Klungkung yaitu Bupati Klungkung yang dari awal telah meluangkan waktunya untuk mendukung pelaksanaan karya besar ini. “Tujuan Karya besar pelaksanaan Karya Maha Agung ini adalah untuk kesejahteraan dan keselamatan umat Manusia bukan saja bagi Masyarakat Desa Pakraman Gelgel khususnya tetapi keseluruhan Umat seBali untuk selalu diberikan keselamatan dan kedamaian,” ujarnya. Bupati Klungkung Nyoman suwirta pada kesempatan itu menyatakan apresiasi dirinya kepada seluruh masyarakat Pengempon yang selama 3 bulan mempersiapkan pelaksanaan Karya di Pura Dasar Bhuana, Gelgel, Klungkung ini. “Pelaksanaan Maha Karya Agung yang utama ini dimana makna tujuannya adalah pelaksanaan ritual terhadap alam dan segala isinya termasuk untuk Bali keseluruhan. Karena Karya Agung di Pura dasar Buana, Gelgel, Klungkung ini dilaksanakan hampir 500 tahun yang lalu baru bisa dilaksanakan hari ini dilaksanakan Upakara Penyineban ini dan berharap Usai Karya ini dapat membawa kedamaian, damai di Bali, Nusantara dan Masa depan secara keseluruhan masyarakat Bali. Kami dari pemerintah akan selalu mensupport pelaksanaan karya seperti ini,” terang Bupati Suwirta.. Kordinator Upakara Karya Dewa Ketut Soma menyebutkan yang muput pelaksanaan Karya Penyineban di Pura Kahyangan Jagat Dasar Buana,Gelgel,Klungkung ini adalah 7 pendeta/peranda. Di Pura Kahyangan Jagat Dasar Buana dipuput 2 perande yaitu Ide Peranda Gde Tembau dari Gria Aan,Ide Perande Gde Jumpung dari Gria Kamasan. Sementara di Bale agung dipuput oleh Ide Perande Made Tembau, di Pura Melanting dipuput oleh Ide Perande Jelantik Wanayoga dari Gria Wanasari. Untuk di Pura Puseh dipuput oleh Ide Perande Gde Kediri Putra Keniten dari Gria Kediri,Kamasan. Sedangkan di Pura Yasa dipuput oleh Ide Peranda Agra Kemenuh dari Gria Kutuh ,Kamasan. Sedangkan di Pura Beji dipuput Ide Perande Gde Nyoman Telaga dari Gria Telaga, Banjarangkan. “Usai Upakara Penyineban dilaksanakan Upakara Nuwek Bagia Pule Kerti lan Penyejeg Gumi serta Mendem Pule Kerti dilaksanakan dan dipuput oleh ide Perande Jayja Mana Karya Ide Perande Gde Jumpung dan Ide Dalem Semaraputra. Kemudian dilanjutkan dengan Ngeseng Pulekerti, Mejauman, Ngayabin dan mendem Pule Kerti semuanya berjumlah 14 pule kerti dan 4 penyegeg gumi,” ujar Kordinator Manggal Karya Dewa Ketut Soma mengakhiri tugasnya nyanggre Karya Agung ini.