BALI TRIBUNE - Masalah obesitas atau kegemukan menjadi permasalahan kesehatan masyarakat saat ini. Pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat di bidang gizi dan kesehatan perlu mendapatkan pemahaman secara berkesinambungan, sehingga dalam pameran gizi yang dilaksanakan Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan (Poltekes) Denpasar sangat tepat.
Pameran bertemakan “Let’s get health life with balance nutrition” (ayo hidup sehat dengan gizi seimbang) menyasar kawasan masyarakat Banjar Biaung, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar, mampu memberikan pemahaman terhadap kesehatan masyarakat. “Pameran ini sangat tepat dilaksanakan menyasar langsung masyarakat banjar yang nantinya mampu memberikan pemahaman tentang kesehatan dan kebutuhan gizi bagi masyarakat,” ujar Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra, Minggu (14/5), saat membuka pameran gizi tersebut.
Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan, pameran gizi ini sangat membantu masyarakat untuk mengetahui kebutuhan gizi, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Permasalahan kekurangan gizi sempat terjadi di masyarakat, namun saat ini permasalahan obisitas atau kegemukan menjadi permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama dalam menjaga kesehatan.
Terkait dengan permasalahan gizi buruk, Rai Mantra menjelaskan, Pemkot Denpasar telah melakukan langkah dengan gencar memberikan makanan tambahan setiap minggu kepada siswa Sekolah Dasar se-Kota Denpasar, yang tentunya memberikan dampak pada pemenuhan gizi yang sangat baik kepada para siswa. Namun dalam permasalahan obesitas dapat gencar dilakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat seperti mengatur pola makan hingga menjaga kesehatan dan lingkungan yang bersih. “Permasalahan ini perlu gencar mengadakan penyuluhan, sehingga dapat meminimalisir masyarakat yang mengalami masalah obisitas maupun masalah kesehatan lainnya,” ujarnya.
Rai Mantra juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Poltekes Denpasar. dan seluruh elemen masyarakat, karena angka harapan hidup di Denpasar cukup baik. Angka harapan hidup mengalami kenaikan dari angka 70, yang saat ini mencapai angka 74 tahun.
Rai Mantra mengharapkan, angka harapan hidup masyarakat mampu mencapai 80 tahun, tentu target ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pelaksanaan penyuluhan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang menjaga kesehatan, kekurangan dan kelebihan gizi. “Pameran gizi ini sangat tepat dilaksanakan, namun sebelum pelaksanaan kegiatan harus mengetahui permasalahan yang terjadi di masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari pelaksanaan kegiatan tersebut,” kata Rai Mantra.
Sementara Direktur Poltekes Denpasar AAN Kusumajaya, didampingi Ketua Panitia Ni Putu Eka Kusumawati mengatakan, salah satu faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap munculnya masalah gizi adalah perilaku masyarakat. Hal ini berkaitan tentang gizi dan kesehatan serta mencakup pengetahuan, sikap, dan praktik.
Pameran Gizi merupakan salah satu metode penyuluhan gizi dengan menyasar masyarakat umum dan secara khusus golongan rawan, seperti ibu hamil, menyusui, balita, anak sekolah, dan pekerja wanita. Dengan mengadakan pameran gizi ini, maka masyarakat mengetahui penjabaran gizi seimbang setiap tahap dalam alur kehidupan dan pengaturan diet untuk masalah gizi yang dihadapi.
Untuk melengkapi gizi, Kusumajaya meminta, masyarakat harus mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari, karena sayur dan buah banyak manfaatnya, salah satunya membantu menjaga kesehatan tubuh. Sehingga dalam pameran ini mahasiswa Jurusan Gizi Poltekes Denpasar memamerkan jenis-jenis makanan yang mengandung gizi seimbang untuk ibu hamil hingga lansia. “Semoga melalui pameran ini, masyarakat mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang gizi seimbang serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” harapnya.