Rai Mantra Fogging di Desa Sanur Kaja, Denpasar Timur Paling Berisiko Penularan DBD | Bali Tribune
Bali Tribune, Selasa 24 Desember 2024
Diposting : 18 November 2017 11:12
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
fogging
FOGGING – Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra melakukan fogging di salah satu rumah di Desa Sanur Kaja, saat pencanangan Gerakan 3M penularan DBD yang digelar Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Jumat (17/11).

BALI TRIBUNE - Dinas Kesehatan Kota Denpasar melaksanakan pencanangan Gerakan 3M sebelum musim penularan DBD (G 3M SMP) yang dipusatkan di Desa Sanur Kaja pada Jumat (17/11). Pencanangan dilakukan dalam upaya menekan Kasus Demam Berdarah (DBD) Kota Denpasar bebas dari penyakit demam berdarah.

Pencanangan dibuka langsung Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya ditandai dengan penyerahan bubuk abate kepada seluruh Camat di Kota Denpasar sekaligus memberi arahan cara menjaga kebersihan dan mengajak siswa serta masyarakat mempraktekan langsung gerakan 3M.

Dalam kegiatan tersebut Walikota Rai Mantra juga sempat melakukan fogging di salah satu rumah di seputaran Desa Sanur Kaja.

 Rai Mantra mengatakan, penyakit DBD sudah menjadi masalah Nasional karena jumlah penderita dan kematian yang diakibatkan cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat terutama di kota-kota besar termasuk Kota Denpasar.

Menurutnya, penyakit DBD merupakan penyakit bersifat endemis, dimana dalam 3 tahun terakhir kasus DBD selalu saja ada setiap tahunnya dan cenderung terjadi kejadian luar biasa (KLB). Oleh karena itu, upaya strategis yang terbukti efisien dan efektif dalam pemberantasan penyakit tersebut adalah melalui Gerakan Mandiri Pemantau Jentik (Gema Petik) yang terus dicanangkan Pemerintah Kota Denpasar.

 "Selama air tergenang dan ada larvanya maka sampai anak cucu kita akan beresiko terkena DBD. Untuk itu upaya Gema Petik ini perlu kita gaungkan, agar masyarakat selalu menumbuh kembangkan budaya bersih dan sehat," ujar Rai Mantra.

 Dikatakan, dari hasil evaluasi kasus DBD di Kota Denpasar dari bulan Januari sampai Oktober 2017 terjadi sebanyak 910 kasus dengan angka kejadian (Insiden Rate/ IR) 99,53  per 100.000 penduduk. Hasil tersebut mengalami penurunan pada periode yang sama di Tahun 2016 yakni 356,20 per 100.000 penduduk dengan total kasus 2.339 orang dan angka kematian 0,72 persen yakni 17 orang.

 Sedangkan kecamatan yang berisiko lebih tinggi tertular DBD pada Tahun 2017 yakni Kecamatan Denpasar Timur dengan IR 104,01 per 100.000 penduduk (total kasus 162 orang) dan angka kematian (CFR) 1,85 persen (3 orang).

Disusul Kecamatan Denpasar Barat dengan IR 127,79 per 100.000 penduduk (total kasus 338 orang) dan CFR 0,29 persen (1 orang), sedangkan Kecamatan Denpasar Utara dengan IR 62,07 per 100.000 penduduk (total kasus 125 orang) dan Kecamatan Denpasar Selatan dengan IR 97,38 per 100.000 penduduk ( total kasus 285 orang) dengan angka kematian 0 persen (0 orang).

 “Berpacu pada data yang ada, kasus DBD di Denpasar mengalami penurunan.Namun tidak terlepas dari hal tersebut melalui Bulan Bakti G 3M SMP ini diharapkan dapat meningkatkan Angka Bebas Jentik, membudayakan prilaku sehan dan bersih serta menekan angka penyakit DBD di Kota Denpasar,” harap Rai Mantra.