balitribune.co.id | Denpasar - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) benar-benar menunjukkan tajinya pada kontestasi pemilihan umum anggota legislatif di Denpasar. Sebagai partai pendatang baru, partai besutan Grace Natalie ini berhasil merebut 2 kursi DPRD Denpasar 2019-2024.
Berdasarkan hasil perhitungan suara, dua kursi DPRD Denpasar yang direngkuh PSI dalam partisipasi pertamanya di Pileg 2019 ini, dipersembahkan Agus Wirajaya (dari Dapil Denpasar Utara) dan satu kursi lagi berhasil direbut ‘srikandi’ Emiliana Sri Wahyuni (Dapil Denpasar Selatan). PSI pun menjadi satu-satunya parpol pendatang baru yang berhasil mencuri kursi DPRD Denpasar hasil Pileg 2019.
Emiliana Sri Wahyuni menjadi Srikandi kedua DPRD Kota Denpasar setelah incumbent dari Partai Golkar Metta Dewinta Wandy yang dinyatakan lolos kedua kalinya. Emiliana dinyatakan lolos hanya dengan 570 suara. Perempuan 53 tahun ini lolos setelah partainya memperoleh sekitar 4.200 suara di Denpasar Selatan. Dengan modal tersebut Emiliana berhasil mengunci satu kursi dari jatah 12 kursi yang ada di Dapil Denpasar Selatan.
Ditemui di Denpasar, Emiliana mengaku meski perolehan suara tergolong sangat kecil namun bisa meloloskannya ke kursi DPRD. Emiliana mengaku, ini merupakan mukjizat Tuhan. "Saya memang bertekad untuk maju ke politik. Karena ingin memperjuangkan kaum perempuan, tapi dengan suara segitu saya gak nyangka juga bisa lolos," ungkapnya.
Emiliana mengaku baru terjun ke partai politik sejak bulan Juni 2018. Berpolitik sampai sejauh ini karena keinginannya yang tinggi untuk memperjuangkan kaum perempuan. Dengan mengikuti PSI ia meyakini cita-citanya untuk memperjuangkan kaum perempuan bisa terealisasi. "Saya hanya berpikir mencalonkan diri untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat terutama komunitas di lingkungan kami,” ujarnya.
Kata Emiliana, perjuangannya tersebut berkat dari kerja keras tim, restu dari Tuhan. Emiliana mengaku, pihaknya hanya mengandalkan kekuatan komunitas yang ada di lingkungan Desa Sidakarya dan yang bukan pendukung militan salah satu partai.
Pihaknya bersama timnya hanya mengandalkan keramahan dan pendekatan agar bisa meyakinkan bahwa PSI mampu mengubah sistem perpolitikan yang selama ini hanya dipandang dengan sembako dan bansos. PSI kata Eliana, mampu membuktikan berpolitik tidak harus memiliki uang banyak. Ia mengaku di PSI hanya bermodal Rp 1,2 juta untuk mendapatkan satu kursi di Denpasar Selatan.
"Sekarang kita memang tujuannya mengubah pola pikir masyarakat yang mengatakan calon DPR itu harus bawa sembako. Buktinya kita tidak, kalau kita baik sama masyarakat kita pasti dipercaya. Saya hanya bermodalkan flayer, sosialisasi, dan doa, hasilnya nyata. Karena kita ingin memperlihatkan kepada masyarakat inilah politik yang sebenarnya berdasarkan kepercayaan bukan uang," imbuhnya.
Ke depannya, jika sudah berada di kursi DPRD Kota Denpasar, Emiliana mengaku akan menepati visi misinya semasa kampanye yakni memperjuangkan perempuan. "Jika hasilnya memang menyatakan saya yang terpilih yang pastinya saya akan memperjuangkan kaum perempuan. Dimana selama ini dipandang rendah, agar bisa membuktikan kalau kita bisa berdiri sendiri. Jadi, karena kita perempuan diberi mandat jadi kita yang harus memegang undang-undang perempuan di Denpasar," tandas ibu dua anak ini. yan