BALI TRIBUNE - Satu kali panen sudah terlewati, ratusan petani di dua desa di Kecamatan Payangan, Gianyar, belum juga bisa menamam padi. Meski sudah memasuki musim tanam, saluran irigasi yang mengairi ratusan helktar sawak di empat subak. masih mengering lantaran tersumbatnya terowongan serta jebolnya saluran irigasi di sejumlah titik. Petani berharap perbaikan saluran irigasi segera selesai dan hasilnya lebih permanen.
Lahan persawahanya membentang luas, airnya yang berlimpah serta didukung dengan semangat petani yang tinggi, rupanya tidak menjamin kelancaran produktivitas tanaman padi di Desa Buahan dan Buahan Kaja, Payangan. Sedikitnya, tiga ratus hektar lahan di empat subak, tidak produktif lagi memproduksi padi. Masing-maisng di Subak Tengipis, Subak Buahan, Subak Selat dan Subak Susut. ”Luas lahan keseluruhan mencapai tiga ratus hektar lebih dengan jumlah petani lima ratus orang lebih,” ungkap Pekaseh Subak Tengipis, I Made Jenget.
Disebutkan, satu kali musim panen padi sudah terlewati, selama ini petani tidak menyia-nyakan lahannya. Selama tidka ada aliran air, pihaknya beralih sementara ke tanaman jagung serta kacang tanah. ”Dengan tanaman ini, kami hanya membutuhkan sedikit air dan itu sudah didukung dengan air hujan,” terangnya.
Meskipun alterlatif palawija ini terbilang cukup berhasil, Jenget mengaku jika petani setempat sangat rindu menanam padi. Terlebih mereka sedikit kesulitan untuk memasarkan hasil penen berupa kacang tanah dan jagung, dibandingkan dengan padi. ”Kalaupun harga gabah turun, kami bisa memanfaatkan hasil panen padinya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun kalau kacang dan jagung agak sulit dna harus diolah lagi sbeluam dijual,” tambahnya.
Kini, memasuki musim tanam, keberadaan air di saluran irigasi setempat belum juga mengalir. Padahal proses perbaikan sejumlah sumbatan dan senderan jebol di sepanjang saluran induk sudah ditangani pemerintah dan diperkiraan selesai akhir tahun ini. ”Tidak ada informasi pasti yang kami terima. Dulunya sempat dibilang air akan mengalir lagi di bulan Desember. Terakhir, informasinya bulan January, ya kita Cuma bisa menunggu,” pasrahnya.
Secara terpisah, Kadis Pertanian Gianyar, I Made Raka mengakui jika tahuan ini banyak subak yang menerima program perbaikan irigasi. Sehingga petani tidak bisa menanam padi. Untuk mendapatkan kepastian penyelesaian proyek irigasi, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan OPD terkait, agar kegiatan bisa selesai tepat waktu. Pihaknya menyadari, pembagunan irigasi ini akan berakibat buruk sementara bagi petani. Namun dipastikan akan memberi kebaikan dalam jangka panjang.