Denpasar, Bali Tribune
Warga Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara menggelar Festival Puputan Badung di Catuspata banjar setempat, Selasa (20/9). Kegiatan yang dirangkaikan dengan peringatan Puputan Badung serta gelaran Mahabandana Prasadha ini melibatkan ratusan seniman Kota Denpasar.
Pantauan wartawan Bali Tribune, pada pembukaan Festival Puputan Badung, ratusan seniman mulai dari anak-anak hingga dewasa nampak semangat mengikuti parade seni (Parade Mahabandana Prasada) yang mulai start dari Catuspata Patung Catur Muka Denpasar menuju utara Catuspata Banjar Tainsiat.
Barisan umbul-umbul, Bandrang, Tarian Rejang, Legong, Ardimerdangga, Geguntangan Sekaa Gong Banjar Tainsiat dan duplikat Keris Puputan Badung tampak menghiasi iring-iringan parade yanng dimulai pukul 17.00 wita tersebut.
Tampak pula pementasan tarian Sakral oleh Sanggar Bajra Sandhi serta penampilan Sekaa Gong PKK Banjar Tainsiat. Ketua Panitia, Made Darmaja, mengatakan kegiatan ini menjadi agenda tahunan. Pelaksanaan tahun 2016 ini adalah kali ketiga event ini dielar.
Dari tahun ke tahun, event ini dikemas lebih menarik. Hal ini tak terlepas dari sejarah kawasan Banjar Tainsiat yang pernah menjadi lokasi pertempuran terakhir Raja Denpasar I Gusti Ngurah Made Agung yang dikenal dengan Puputan Badung melawan penjajah Belanda.
Dari semangat heroik Puputan Badung inilah menjadi cikal bakal gagasan Festival Puputan Badung dengan harapan semangat puputan yang saat ini dapat terus dilanjutkan oleh generasi muda dalam menyongsong pembangunan.
Dikatakan Darmaja, pelaksanaan Festival Puputan Badung berlangsung selama dua hari di Catuspata Banjar Tainsiat. Kemudian, dirangkaikan dengan Mahabandana Prasadha lewat parade Gong Kebyar yang akan berlangsung selama sebulan penuh di Panggung Lapangan Puputan Badung.
Sementara itu, tampak hadir dalam pembukaan festival tersebut, Menteri Koperasi dan UMKM, A.A Ngurah Puspayoga, Walikota Denpasar, IB Rai D Mantra, dan sejumlah pejabat lainnya. Menurut Puspayoga, semangat dan spirit Puputan Badung harus terus digelorakan.
Sementara bagi Rai Mantra, Festival Puputan Badung merupakan keberlanjutan semangat perjuangan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Made Agung dalam spirit Puputan Badung yang harus terus dipupuk dalam mengisi pembangunan Denpasar.
“I Gusti Ngurah Made Agung atau yang lebih dikenal Cokorda Mantuk Ring Rana sebagai tokoh pejuang dalam perang Puputan Badung saat ini telah menjadi Pahlawan Nasional. Perjuangan itu harus terus menjadi spirit pembangunan Kota Denpasar oleh seluruh masyarakat,” ujar Rai Mantra.
Menurutnya, pelaksanaan Festival Puputan Badung oleh Banjar Tainsiat menjadi pemberdayaan masyarakat banjar bersama pemerintah. “Lewat kegiatan ini Pemkot Denpasar mendorong dan mensupport sehingga bersama-sama menyongsong pembangunan Denpasar,” ujar Rai Mantra.