Refleksi HUT ke-418 Kota Singaraja: Bangkit Berseri, Pembangunan Tetap Melaju, Bersiap Bangkit Lebih Tinggi | Bali Tribune
Diposting : 29 March 2022 16:10
CHA - Bali Tribune
Bali Tribune / Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Wakil Bupati Buleleng Sutjidra serta hasil pembangunan Buleleng.
 
balitribune.co.id | SingarajaMemasuki usia ke 418, Kota Singaraja terlihat semakin matang. Hal ini dibuktikan dengan laju pembangunan yang berjalan dengan baik. Meskipun terhambat dampak situasi pandemi Covid-19, Pemkab Buleleng tetap mampu menjalankan pembangunan yang direncanakan berkat koordinasi semua pihak serta pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan.
 
Dalam sambutan refleksinya, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengatakan, pada momentum HUT ke-418, prioritas utama yakni menjaga wilayah Kota Singaraja agar menjadi lebih bersih. "Menjaga bangunan-bangunan bersejarah. Sehingga, kedepan bisa menjadi salah satu atraksi kebudayaan," ucap Agus Suradnyana.
 
Menurut Agus Suradnyana, masyarakat Buleleng menginginkan pariwisata lebih berkembang. Namun dengan rencana pembangunan bandara yang masih diupayakan, alternatif lain pun coba dijalankan. "Sambil menunggu, saya coba cari titik-titik yang menunjang pembangunan. Orang melirik lingkungan sebagai destinasi di Buleleng. Maka dari itu, mari jaga. Jangan dirusak, malah dorong agar lebih baik," tambah Agus Suradnyana.
 
Melalui duet kepemimpinan Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra,Pemkab Buleleng selalu berkomitmen dengan pembangunan berkelanjutan. Selain mendorong pembangunan bidang pendidikan, teknologi dan komunikasi, revitalisasi pasar, pembangunan di bidang pertanian dan irigasi, Pemkab Buleleng juga melakukan pembangunan yang menunjang pariwisata, lingkungan, dan kebudayaan.
 
Seperti, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno berlokasi di Kecamatan Sukasada yang rampung pada 27 Oktober 2021 dengan total biaya Rp32,76 Miliar. RTH Bung Karno memiliki ikon patung Bung Karno setinggi 8 meter dan terpasang diatas pedestal setinggi 6 meter berhiaskan relief bahan perunggu.
 
Relief tersebut menceritakan kisah cinta orangtua Bung Karno yakni Raden Soekemi Sostrodiharjo dan Ni Nyoman Rai Srimben. Patung Bung Karno dibuat dengan posisi tangan kanan menunjuk ke depan dan tangan kiri memegang tongkat. Dipasang menghadap timur untuk menggambarkan julukan Soekarno sebagai Sang Fajar dari Timur.
 
Kemudian ada pembangunan tiga jembatan, yakni jembatan Tukad Buleleng (Bakung), Jembatan Tukad Pangkung, dan Jembatan Daya yang dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp14,2 Miliar. Pembangunan ketiga jembatan ini, untuk memperlancar dan membuat nyaman mobilitas masyakarat Buleleng.
 
Selain itu, pembangunan terhadap fasilitas kesehatan juga dilakukan. Pemkab Buleleng melalui RSUD Buleleng menambah kapasitas ruangan hemodialisa atau ruang cuci darah. Sebelumnya, RSUD Buleleng memiliki sekitar 25 tempat tidur, dengan rata-rata jumlah tindakan 50 hingga 70 per harinya.
 
Dengan pembangunan ruang hemodialisa ini, RSUD Buleleng akan menambah kapasitas hingga dua kali lipat. Akan ada dua gedung masing-masing berkapasitas 30 tempat tidur. Sehingga, total ada 60 tempat tidur. Setiap alat ideal digunakan untuk dua kali tindakan dalam sehari. Maka maksimal 120 pasien gagal ginjal berat yang bisa ditangani setiap harinya.
 
Seluruh pembangunan ini, telah menunjukkan komitmen Pemkab Buleleng untuk terus melakukan pembangunan berkelanjutan yang berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap tidak mengesampingkan kelestarian lingkungan.