Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Rm Subhaga Rayakan Pesta Emas Imamat

Bali Tribune/ray - Rm Servatius Subhaga SVD (kiri)

Balitribune.co.id | Denpasar - Rohaniawan Katolik, Pastor Servatius Subhaga SVD merayakan syukuran 50 tahun Imamat pada Selasa (0907/2019). Ia adalah pastor pertama dari Bali yang sepanjang masa karyanya selalu bertugas di Bali. Kini dia masih dipercaya menjadi pastor rekan di Paroki Santo Yoseph, Denpasar.

Peristiwa bersejarah itu diawali dengan bedah buku dan Salve Agung pada Senin (08/07/2019) berlanjut perayaan ekaristi meriah di Gereja Gembala Baik, Ubung, Denpasar, pada Selasa (09/07/2019). Sejarah hidup pemilik nama kecil I Nyoman Rongsong ini sedikit unik. Orang tuanya adalah I Wayan Gulis dan Ni Made Rente.

Lahir di tengah pasangan orang tua beragama Hindu, awalnya Brongsong juga seorang Hindu. Waktu masih dalam kandungan ada orang pintar meramalkan dia tidak akan selamat. Atas usul salah seorang umat yang sudah dibaptis Katolik kepada orang tuanya, anak itu dibuang di perempatan Batulumbung lalu dipungut.

Kemudian dia dibaptis menjadi Katolik dengan nama Servatius. Dia tumbuh sehat dan apa yang diramalkan orang pintar tidak menjadi kenyataan. Tahun 1946 ia mulai menjalani pendidikan di Sekolah Rakyat Untal-Untal dan ketika Sekolah Rakyat Tuka didirikan ia pindah saat kelas IV hingga tamat pada tahun 1951.

Servas yang baru menyelesaikan pendidikan SD rupanya mendengar bisikan panggilan hidup untuk menjadi imam Katolik melalui ordo Serikat Sabda Allah (SVD). Tahun 1952, ia meninggalkan kampung halamannya menuju Mataloko di Ngada, Flores. Setahun kemudian ia kembali ke Tuka untuk bersekolah di kampung halaman.

Ia kembali ke Tuka karena saat itu Pastor Nobert Shadeg SVD (misionaris asal AS) telah mendirikan SMP Seminari Roh Kudus di Tangeb. Servas berhasil menyelesaikan pendidikan setingkat SMP itu pada di tahun 1955. Ia pun kemudian melanjutkan pendidikannya di SMA Seminari Mertoyudan, di Magelang, Jawa Tengah.

Selanjutnya, dia belajar (kuliah) Filsafat dan Teologi di Ledalero, Maumere. Setelahnya, dia ditahbiskan menjadi imam oleh Mgr Dr Paulus Sani Kleden, SVD di Gereja Katolik Roh Kudus Babakan pada 9 Juli 1969. Setelah ditahbiskan, atas saran seorang tokoh umat, ia mengganti nama jadi Servatius Subhaga sampai saat ini.

Sejak tahun 1976, Subhaga berkarya sebagai Pastor Paroki Santo Yoseph Denpasar yang waktu itu wilayahnya mencakup sebagian besar Bali Timur antara lain Kota Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Monang Maning, Gianyar, Klungkung, Bangli, dan Karangasem. Namun, setelahnya beberapa wilayah telah jadi paroki tersendiri.

Saat ini, di wilayah Paroki Santo Yoseph Denpasar itu telah berkembang menjadi Paroki Katedral, Paroki Kuta, Paroki Monang Maning, Paroki Gianyar, Stasi Klungkung dan Stasi Amlapura. Tahun 2017 lalu Pater Servas dipercayakan sebagai pastor rekan dan bertempat tinggal di Gereja Yesus Gembala Yang Baik, di Ubung, Denpasar. (*)

wartawan
Ray
Category

Astra Motor Bali Hadirkan Super Deal Akhir Tahun “Astra Honda Vaganz"

balitribune.co.id | Denpasar – Guna memberikan manfaat lebih bagi masyarakat Bali, khususnya karyawan Grup Astra Bali, Astra Motor Bali menghadirkan program super deal akhir tahun bertajuk “Astra Honda Vaganza”. Program ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus komitmen Astra Motor Bali dalam mempermudah kepemilikan sepeda motor Honda menjelang penutupan tahun 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Empat Kapolres dan Dua Direktur Polda Bali Diganti

balitribune.co.id | Denpasar - Gerbong mutasi di tubuh Polri kembali bergerak. Sebanyak 905 perwira Polri dimutasi mulai dari pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) sampai Brigadir Jendral Polisi (Brigjen Pol). Mutasi sebanyak ini berdasarkan tiga Surat Telegram Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo bernomor; ST/2781A/XII/KEP./2025, ST/2781B/XII/KEP./2025, dan ST/2781C/XII/KEP./2025,  tanggal 15 Desember 2025. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jatiluwih: Ketika Pariwisata Bertumpu pada Sawah dan Kesejahteraan Petani

balitribune.co.id | Hamparan sawah terasering Jatiluwih, Tabanan, Bali, selama ini memikat mata dunia. Namun daya tarik kawasan ini bukan semata pada panorama hijau berundak yang fotogenik. Di baliknya, hidup sebuah sistem peradaban agraris berusia lebih dari seribu tahun: Subak. Sistem irigasi tradisional ini bukan hanya mengatur aliran air, tetapi juga mengikat hubungan sosial, nilai religius, serta keseimbangan ekologis masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.