balitribune.co.id | Mangupura - Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tinggal menghitung hari. Untuk mengantisipasi adanya calon legislatif (Caleg) yang stres atau gila karena gagal, pihak Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada, Badung telah menyiapkan pelayanan khusus untuk merawat Caleg stres.
Sedikitnya ada dua dokter spesialis jiwa dan satu orang spikiater disiagakan oleh rumah sakit plat merah ini. Dokter jiwa ini dikhususkan untuk memberikan perawatan terhadap para caleg yang mengalami gangguan jiwa setelah pemilu. Selain menyiapkan dokter, pihak RSD Mangusada juga sudah menyiapkan kamar khusus untuk caleg stres.
Seperti diketahui berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Badung, terdapat 292 Caleg yang akan bertarung memperebutkan kursi DPRD Badung. Sebanyak 292 Caleg tersebut terdiri dari 181 laki-laki dan 111 perempuan. Semua Caleg ini tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Badung.
Rinciannya 69 Caleg berebut 10 kursi di Kecamatan Mengwi, 52 Caleg berebut 8 kursi di Abiansemal, dan 17 Caleg bersebut 3 kursi di Petang.
Kemudian di Kuta Selatan terdapat 62 Caleg yang berebut lolos 8 kursi, di Kuta 45 Caleg mencari 5 kursi dan di Kuta Utara terdapat 47 Caleg yang akan bersaing mencari 6 kursi.
Nah, karena hanya mencari 40 orang, maka khusus untuk Caleg Badung saja dipastikan akan ada 252 orang caleg yang gagal. Kemudian belum lagi caleg DPR RI dan DPRD Bali. Banyaknya caleg yang berpotensi mengalami stres ini, membuat pihak RSD Mangusada menyiapkan pelayanan khusus untuk caleg.
Direktur RSD Mangusada dr Nyoman Gunarta yang dikonfirmasi, Selasa (9/4), membenarkan pihaknya memberikan perhatian terhadap para caleg yang maju dalam Pemilu 17 April mendatang. Bila ada caleg yang membutuhkan pelayanan, pihaknya pun mengaku sudah siap.
“Iya, kalau ada (Caleg) setres pasti kami langsung tangani,” ujarnya.
Pihak RSD Mangusada juga menyiapkan pengobatan apabila ada caleg sampai stres. “Jika dia (caleg –red) stres melakukan pengobatan ke RSD Mangusada, kami akan tangani seperti biasanya,” kata dr Gunarta.
Hanya saja, lanjut dia, pihaknya tidak bisa mengobatkan pasien yang mengalami gangguan jiwa atau gila. Bila ada yang sampai gila, maka pihak rumah sakit akan langsung merujuk ke RSJ Bali.
“Kalau (stres) ringan, kami yang menangani. Tapi, kalau parah (gila) kita akan langsung kirim ke Rumah Sakit Jiwa Bangli,” pungkas pejabat asal Sibang Gede ini.