
balitribune.co.id | Negara - Kualitas kesehatan masyarakat menjadi perhatian serius pemerintah daerah di Jembrana. Pelayanan kesehatan untuk masyarakat terus ditingkatkan. Kali ini, pelayanan RSU Negara kembali ditambah dengan dibukanya poli paru serta pembangunan gedung baru hemodialisa (HD) baru.
Gedung poli paru diresmikan oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba Kamis ( 4/11). Bupati Tamba juga melkuakan peletakan batu pertama untuk pembangunan gedung baru hemodialisa yang dibangun dengan sistem kerjasama operasional dengan swasta. Menurut Bupati Tamba peningkatan pelayanan ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan masyarakat. "Semoga penambahan layanan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat,’ ujarnya.
“Ini mengurangi beban masyarakat. Jadi biaya yang dikeluarkan lebih sedikit karena tidak perlu keluar daerah lagi," imbuhnya. Poli baru itu dinilai bisa meminimalkan rujukan ke rumah sakit di luar Jembrana, "kedepan akan tambah lagi sarana dan prasarana lainnya sehingga Masyarakat Jembrana tidak perlu lagi jauh jauh keluar Jembrana untuk berobat," jelasnya. Pihaknya juga mengapresiasi pembangunan gedung Hemodialisas di RSU Negara.
Diharapkannya kerjasama pembangunan gedung Hemodialisa selain lebih efisien juga bisa saling menguntungkan. Dengan menggandeng pihak ketiga diharapkannya pelayanan lebih maksimal lagi, ."sepanjang untuk masyakat dan terjalin sinergitas yang baik saya sambut baik kerjasama ini . Karena kita sadari ditengah pandemi ini pemerintah perlu banyak biaya . Karena perawatan juga mahal.Masyarakat nanti juga diuntungkan," tandas Bupati Tamba.
Sementara Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati menjelaskan poli paru nanti dilayani satu orang dokter spesialis paru .Berbagai macam permasalahan kesehatan dibidang paru memafaatkan layanan ini. Pasien yang dating bisa menggunakan layanan BPJS Kesehatan maupun pasien umum sehingga bisa dinikmati masyarakat luas. Ia menyebut penyakit asma yang paling sering jadi keluhan selama ini bisa dilayani di Poli Paru.
"Hasil Sensus 2021, jumlah penduduk Jembrana adalah tercatat 325.456 jiwa. Dari jumlah tersebut pertahunnya RSU Negara memiliki 397 pasien PPOK dan 859 pasien asma. Bahkan selalu masuk dalam 10 besar penyakit terbanyak di RSU Negara," paparnya. Ia juga mengakui sebelumnya RSU Negara memiliki ruang hemodialisa, namun kapasitas dan sarana prasarana yang tersedia masih belum lengkap dengan kapasitas mesin hanya 17 unit.
Dari total 116 pasien aktif, ia menyebut hanya 75 pasien yang bisa dilakukan cuci darah secara regular 2 kali seminggu. Sisanya hanya 1 kali seminggu karena kekurangan mesin Hemodialisa. "Dari kerjasama ini kami hanya menyediakan dokter dan perawat sehingga bisa fokus untuk penyembuhan. Sedangkan peralatan pendukung, alat medis dan non medis hingga pembangunan gedung beserta instalasinya oleh pihak swasta yang diajak kerjasama,” ujarnya.