Mangupura, Bali Tribune
Penderita penyakit kulit aneh, I Wayan Abdi Arya Nugraha (18) sedikit sumringah. Pasalnya, putra pasangan I Ketut Susana dan Ni Kadek Parwati, akan mendapat penanganan intensif berupa rekontruksi bedah plastik dari tim medis RSUD Mangusada Badung. Dan seluruh biaya pengobatannya juga bakal ditanggung pemerintah.
Kabar baik itu dia terima setelah Kamis (7/4), mendapat kunjungan dari Ny. Seniasih Giri Prasta bersama sejumlah SKPD terkait di kediamannya, Banjar Tengguan, Desa Bongkasa, Abiansemal. Kehadiran Ny. Seniasih Giri Prasta yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr. Putra Suteja, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker) IB Oka Dirga, serta Dirut RSUD Badung dr. Agus Bintang Suryadi, menyaksikan secara langsung kondisi Arya Nugraha.
Setelah berbincang beberapa saat dengan kedua orang tuanya, Ny Seniasih Giri Prasta lantas meminta SKPD yang hadir untuk segera mengambil langkah-langkah. “Putu Arya Nugraha harus segera mendapatkan penanganan,” ujarnya.
Dirut RSUD Badung yang mengajak serta dokter spesialis kulit menyatakan, Arya Nugraha mengalami penyakit epydermilisis atau kelainan pada kulit. Penyakit ini termasuk autoimun yang artinya sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Apa tindakannya?
"Kita akan membentuk tim untuk penanganannya, yang melibatkan dokter spesialis kulit, dokter bedah plastik, anastesi serta dokter lainnya, agar mendapatkan pengobatan yang maksimal. Tapi sebelumnya kita akan meminta rekaman medisnya, karena sebelumnya dia sempat dirawat di RSUP Sanglah,” terangnya.
Untuk pembiayaannya, Kadis Kesehatan Putra Seteja menegaskan akan sepenuhnya ditanggung pemerintah. “Seluruh biaya pengobatan akan ditanggung pemerintah melalui anggaran JKKB Manguwaras,” tegasnya.
Pada kesempatan itu juga Ny. Seniasih Giri Prasta memberikan bantuan paket sembako dari Dinas Sosial kepada Arya Nugraha dan keluarganya. Dia berharap mulai dari kelian, perbekel maupun camat mendata warganya yang mengalami masalah sosial seperti ini.
“Saya berharap aparat desa, maupun camat lebih proaktif mendata warganya yang mengalami masalah sosial. Agar pemerintah bisa segera mengambil tindakan,” pungkas istri Bupati Badung ini.