Sanggar Seni Tindak Alit, Bawakan Karya-karya Seniman Badung di Hari Terakhir PKB | Bali Tribune
Diposting : 18 July 2023 11:52
ana - Bali Tribune
Bali Tribune / SENIMAN - Pementasan Karya-karya Seniman Badung pada hari terakhir Pesta Kesenian Bali XLV, Minggu (16/7).
balitribune.co.id | DenpasarSanggar Seni Tindak Alit, Banjar Sengguan, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Duta Kabupaten Badung, tampil pada hari terakhir Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV, Minggu (16/7). Bertempat di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center Bali, Sanggar Seni Tindak Alit tampil pada Rekasadana (Pergelaran) Pementasan Karya-karya Seniman Badung.
 
Pada kesempatan tersebut, Ketua Sanggar Tindak Alit, I Putu Candra Pradita, menyampaikan apresiasi setinggi tingginya kepada Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, yang telah memberikan kesempatan kepada sanggar untuk mengisi acara di PKB XLV. Pihaknya berharap, melalui kegiatan ini, kita bisa bernostalgia kembali, atau mem- flashback kembali bagaimana karya-karya seniman-seniman di Kabupaten Badung, sehingga bisa menginspirasi masyarakat saat ini. 
 
Dimana kata dia, karya-karya seniman dahulu, menjadi cikal bakal dari karya saat ini. Pihaknya dari sanggar, juga berterima kasih kepada para seniman pendukung yang tampil pada PKB XLV, baik dari pembina, penabuh dan penari. "Kamu sangat  mengapresiasi, sangat luar biasa," ucapnya.
 
Sementara itu, sebagai pembina Daripada Penampilan gong kebyar Tindak Alit, I Ketut Suartajaya, terkait garapan yang dipentaskan, terutama pada tabuh lelambatan, merupakan Karya dari almarhum I Wayan Sudi. Yang mana, dia mendedikasikan ketiga gurunya, dalam sebuah karya tabuh pat lelambatan yang diberi judul Lokaria. 
 
Ketiga gurunya yang dimaksud adalah, Wayan Lotring. nyoman Kaler dan Gusti Putu Made Griya. Makna dari Lokaria ini, loka berarti tempat, dan ria berarti bersukaria. Tabuh ini diciptakan di Kuta sekitar tahun 1993 yang terinspirasi dari  Keindahan Kuta Sebagai objek wisata, yang diungkapkan dalam sebuah garapan tabuh lelambatan.
 
Menurut Pembina lain, I Made Murna, juga menyampaikan apresiasi kepada dinas Kebudayaan Badung. Ia mengatakan, beberapa materi yang ditampilkan salah satunya ada tabuh kreasi. Konsep garapan diambil dari fenomena alam dari gunung yang di utara, dituangkan dalam bentuk tabuh kreasi.